KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah diberikan
kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini memuat
tugas mata kuliah kimia anorganik yang didalamnya terdapat materi tentang
system periodik unsur
Makalah ini
masih memiliki kekurangan karena keterbatasan literatur maupun kemampuan yang
penulis miliki.
Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan menjadi
pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Penulis berharap makalah
ini dapat berguna bagi pembaca.
Bandar
Lampung, 7
Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................ 2
1.3
Tujuan..................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1
Sejarah perkembangan sistem periodik unsur.... 6
2.2
Sifat-sifat periodik unsur.................................... 6
2.3
Hubungan Kimia Unsur dengan Posisi unsur-unsur dalam SPU............................................................................ 8
BAB III.Simpulan ........................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Ketika unsur yang di kenal
sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur
tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha tersebut adalah
terciptanya suatu daftar yang mengandung sistem periodik unsur-unsur. Sistem
periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga
membantu kita dalam mempelajari unsur-unsur yang kini jumlahnya tak kurang dari
114 unsur.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur serta mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur serta mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut.
1.2Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana sejarah perkembangan
sisitem periodik unsur?
2.
Apa saja yang merupakan
sifat-sifat dari sisitem periodik unsur?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui sejarah perkembangan
sistem periodik unsur
2.
Mengetahui sifat-sifat dari
sistem periodik unsur
II.
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah perkembangan sistem periodik unsur
Sistem periodik memperlihatkan
pengelompokkan atau susunan unsur-unsur dengan tujuan mempermudah dalam
mempelajari sifat-sifat berbagai unsur yang berubah secara periodik.
Usaha-usaha untuk mengelompokkan unsur-unsur telah dimulai sejak para ahli
menemukan semakin banyaknya unsur di alam. Pengelompokkan unsur-unsur ini
dimaksudkan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari. Beberapa ahli
mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan.
a.
Triade Dobereiner (1817)
Bila tiga unsur yang sifatnya
sama diurutkan berdasarkan kenaikan massa atom relatif, maka masa atom relatif
unsur yang ditengah adalah setengah dari jumlah massa atom dari ke-2 unsur
lainya.
Sebagai
contoh triade Kalsium, Stronsium, dan Barium sebagai berikut:
Berdasarkan
percobaan, Dobereiner mengetahui bahwa unsur Li, Na dan K memiliki sifat-sifat
yang mirip. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa massa atom Na adalah
setengah dari jumlah massa atom Li dan K. Hal ini juga dapat dilihat pada atom
unsur-unsur Be, Mg, dan Ca. Pada
kenyataannya, ternyata tidak semua unsur sesuai dengan hukum Triade Dobereiner.
Kelemahan
dari triade unsur oleh
Dobereiner terbatas pada beberapa kelompok unsur saja.
b.
Hukum Oktaf Newland (1865)
John Newland menemukan suatu
hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatif. Unsur-unsur di urutkan
menurut kenaikan massa atom relatif, maka tiap urutan ke8 selalu terjadi
pengulangan sifat yang sama. Gas mulia tidak termasuk dalam pengelompokan unsur ini
karena gas mulia belum ditemukan pada saat ini. Newlands menyebut pengulangan
ini sebahai Hukum Oktaf.
Kelemahan hukum oktaf adalah
hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan dan tidak berlaku pada unsur-unsur ber-nomor massa
relative yang besar. Contohnya: Zn memiliki sifat
yang berbeda dengan Be, Mg dan Ca.
c.
Daftar Periodik Mendeleev (1871)
Ivanovich Mendeleev menyusun
daftar unsur-unsur (65 unsur) kearah kanan(periode) menurut kenaikan massa atom
relatif,bawah(golongan) menurut kemiripan sifat. Mendeleev mengungkapkan hukum
periodik: sifat unsur-unsur adalah
fungsi periodik dari massa atom relatif,artinya jika unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya seperangkat sifat akan terulang
secara berkala.
Tabel
Mendeleev :
Dengan
hubungan atom dan berkala yang sekarang di buktikan aa antara semua atom dan
sifat-sifat unsurnya, nampaklah kemungkinan bukan hanya mencatat ketidakhadiran
beberapa diantaranya, tetapi malah menentukan da dengan kepastian dan keyakinan
besar, sifat-sifat dari unsure yang belum dikenal; adalah mungkin untuk
meramalkan bobot atom, rapatan dalam keadaan bebas maupun oksidanya, keasaman
dan kebasaan, bahkan mungkin juga memerikan sifat beberapa senyawa dari
unsure-unsur yang tidak diketahui. Unsur-unsur di tata dalam 12 baris mendatar
dan 8 di tata vertikal (golongan) serta dikosongkanya beberapa tempat untuk
unsur-unsur yang belum di temukan, unsur-unsur dengan massa atom 44,68,72 dan
100.
· Kelebihannya
adalah mampu menuliskan rumus klorida, hidrida, oksida, dan menghubungkan rumus
tersebut dengan nomer golongan
· Meramalkan
sifat-sifat unsur yang belum ditemukan
· Kelemahannya
adalah isotop unsur yang sama yang sama harus di tempatkan di golongan berbeda,
sedangkan isobar 40Ar,40K,40Ca harus dimasukkan satu golongan.
d.
Sistem Periodik Modern (1915)
Henry Moseley melakukan percobaan
dengan berbagai logam sebelah anoda pada
tabung sinar X. Henry
menemukan ada perubahan yang teratur dari energi sinar X sesuai dengan
perubahan nomer atom dan bukan massa atom relatif.
· Hukum
periodik berbunyi sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala dari nomer atom.
· Daftar
sistem periodik modern, disusun berdasarkan konfigurasi elektron atom unsur
· Unsur-unsur
dengan konfigurasi yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
· Kolom
unsur ke kanan diisi menurut kenaikan nomer atom.
· Kolom
unsur kearah bawah diisi menurut kemiripan konfigurasi elektron, khususnya
kemiripn cara pengisian elektron pada jenis orbital yang tingkat energinya
paling tinggi.
Penyusunan unsur dengan arah
mendatar ke kanan disebut periode, sedangkan penyusunan unsur dengan arah ke
bawah disebut golongan. Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode
dan 8 golongan. Adapun tampilan fisik tabel Sistem Periodik Modern, adalah
sebagai berikut periode dibedakan menjadi
periode pendek dan periode panjang, sedangkan golongan dibedakan menjadi
golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Periode pendek
mencakup periode 1 (terdiri dari 2 unsur), periode 2 (terdiri dari 8 unsur) dan
periode 3 (terdiri dari 8 unsur). Sedangkan periode panjang mencakup periode 4
sampai dengan periode 7.
a. Golongan
Golongan unsur pada sistem periodik
unsur modern disusun berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron yang
terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan mempunyai sifat
yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom).
Pada sistem periodik unsur modern,
golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Berdasarkan aturan
Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan yaitu golongan A dan
B. Jadi, golongan unsur dari kiri ke kanan ialah IA, IIA, 11113, IVB, VB, VIB,
VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Umumnya, digunakan
pembagian golongan menjadi A dan B.
Golongan unsur pada sistem periodik
unsur modern mempunyai nama khusus yaitu sebagai berikut :
Golongan
|
Nama
Khusus
|
Unsur-unsur
|
|
IA
|
1
|
Alkali
|
Li, Na, K,
Rb, Cs, dan Fr
|
IIA
|
2
|
Alkali
Tanah
|
Be, Mg,
Ca, Sr, Ba, dan Ra
|
IIIA
|
13
|
Boron
|
B, Al, Ga,
In, dan Tl
|
IVA
|
14
|
Karbon
|
C, Si, Ge,
Sn, dan Pb
|
VA
|
15
|
Nitrogen
|
N, P, As,
Sb, dan Bi
|
VIA
|
16
|
Oksigen
|
O, S, Se,
Te, dan Po
|
VIIA
|
17
|
Halogen
|
F, Cl, Br,
I, dan At
|
VIIIA
|
18
|
Gas Mulia
|
He, Ne,
Ar, Kr, Xe, dan Rn
|
b. Periode
Periode unsur pada sistem periodik
unsur modem disusun dalam arah horisontal (baris) untuk menunjukkan
kelompok unsur yang mempunyai jumlah kulit sama.
Sistem periodik bentuk panjang
terdiri atas 7 periode sebagai berikut :
1) Periode 1 =
periode sangat pendek berisi 2 unsur, yaitu H dan He
2) Periode 2 =
periode pendek berisi 8 unsur
3) Periode 3 =
periode pendek berisi 8 unsur
4) Periode 4 =
periode panjang berisi 18 unsur
5) Periode
5 = periode panjang berisi 18 unsur
6) Periode 6 =
periode sangat panjang berisi 32 unsur
7) Periode 7 =
periode yang unsur-unsurnya belum lengkap berisi 30unsur
Pada periode 6 termasuk periode
sangat panjang, yaitu berisi 32 unsur. Golongan
IIIB periode 6 berisi 14 unsur dengan sifat mirip yang dinamakan golongan
lantanida. Begitu juga golongan IIIB periode 7 berisi 14 unsur dengan sifat mirip
dinamakan golongan aktinida.
Unsur golongan aktinida dan
lantanida biasanya dituliskan terpisah di bawah. Golongan lantanida dan
aktinida disebut golongan transisi dalam.
2.2
Sifat-sifat periodik unsur
A. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom atau ukuran
atom adalah jarak dari inti dengan elektron di kulit terluar. Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak
antara dua inti pada atom-atom berdekatan. Untuk unsur – unsur yang berupa molekul
diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti
dua atom dalam molekul tertentu.
Kecenderungan periodik jelas terlihat.
Dalam mempelajari kecendrungannya, perlu diingat bahwa
jari-jari atom ditentukan oleh bagaimana kuatnya elektron kulit bagian luar ditahan oleh inti. Makin besar
muatan inti efektif, makin kuat elektron – elektron ini ditahan dan semakin kecil jari-jari atomnya.
Perhatikan unsur - unsur periode kedua dari Li sampai
F. Dari kiri kanan, ditemukan bahwa jumlah elektron dalam kulit bagian dalam (1s2) adalah
tetap, sedangkan muatan inti bertambah. Elektron – elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi bertambahnya
muatan inti tidak efektif dalam memerisai satu sama lainnya. Akibatnya, muatan
inti efektif bertambahnya terus-menerus sedangkan bilangan kuantum utamanya
tetap (n=2).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran atom.
· Dalam
satu golongan, dari atas kebawah jumlah kulit bertambah, jarak antara inti
dengan elektron dikulit terluarnya (jari-jari atomnya)semakin besar.
· Dalam satu periode dari kiri kekanan jumlah
kulit tetap muatan inti bertambah, daya tarik inti terhadap elektron dikulit
terluar semakin besar, akibatnya jarak inti terhadap elektron terluar semakin
kecil.
· Dalam
deret transisi, tambahan elektron masuk ke kulit elektron bagian dalam,
sedangkan jumlah elektron terluar adalah konstan dan mengalami gaya tarikan
relatif sama
jari-jari atom tergantung dengan lingkungannya. Untuk
atom yang terikat, dikenal dengan jari-jari kovalen, adapula jari-jari ion dan
dalam hal logam dikenal dengan jari-jari logam. Untuk atom yang tidak terikat
dikenal jari-jari Van der Walls. Jari-jari kovalen adalah setengah jarak antara
dua pusat atom Na dalam molekul gas Na2 (g).Jari-jari ion didasarkan
pada jarak antara pusat-pusat ion pada senyawa ion seperti NaCl. Sedangkan
jari-jari logam adalah setengah dari jarak antar pusat atom dalam logam natrium
padat.
Jari-Jari
Ion
Jari-jari
ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion mempengaruhi sifat-sifat fisika dan
kimia suatu senyawa ionik. Misalnya struktur berdimensi tiga dari suatu senyawa
ionic bergantung pada ukuran relative kation dan anionnya. Jika atom membentuk
anion, ukurannya ( atau jari-jarinya) bertambah, oleh karena muatan inti tetap
sama tetapi tolak menolak yang dihasilkan dari elektron yang ditambahkan akan memperbesar daerah awan elektron. Tetapi jika elektron diambil dari suatu atom membentuk kation, maka
terjadi pengurangan ukuran yang nyata (jari-jarinya berkurang).
Pada gambar tersebut, menunjukkan jari-jari ion yang
dihasilkan dari unsur-unsur yang lebih dikenal, disusun menurut kedudukannya dalam tabel periodik. Dapat dilihat di beberapa tempat terdapat
kecendrungan sejajar antara jari-jari ion
dan jari-jari atom. Misalnya dari atas kebawah pada satu golongan pada
tabel periodik, jari-jari atom dan jari-jari ion pun bertambah.
Untuk ion-ion yang dihasilkan dari unsur-unsur dengan golongan yang berbeda,
perbandingan dalam ukuran dalam ukuran akan berarti hanya jika ion-ionnya
adalah isoelektron. Jika kita memelajari ion isoelektron, kita akan menemukan
bahwa kation lebih kecil daripada anion. Misalnya Na+ dan F-.
Kedua ion ini mempunyai jumlah elektron yang sama, tetapi Na (Z=11) mempunyai jumlah
proton lebih banyak daripada F (Z=9). Muatan efektif Na+ yang lebih
besar menghasilkan jari-jari yang lebih kecil.
Jari-jari
atom lebih besar dari jari-jari ion
bersifat positif, jari-jari atom
lebih kecil dari jari-jari ion yang bersifat negatif. Jika atom bukan logam
menerima satu atau lebih elektron untuk membentuk ion negatif (anion), terjadi
peningkatan ukuran. Tambahan elektron pada sebuah atom menyebabkan peningkatan
gaya tolak diantara elektron-elektron. Elektron-elektron lebih tersebar,
sehingga ukuran atom bertambah besar.
B.
Energi
ionisasi
Energi
ionisasi adalah energi yang harus diserap oleh atom gas agar elektron yang
tarikanya paling kecil dapat dipisahkan secara sempurna. Atau energi minimum
yang diperlukan atom untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah
dari suatu atom atau ion dalam wujud gas. Beberapa contoh perhitungan energi
ionisasi :
Mg(g) Mg+(g) + e- I = 7,65 eV/atom
Mg+(g) Mg2+(g) +
e- I = 15,04 eV/atom
Lambang
I1 berarti energi ionisasi pertama, sedangkan lambang I2 berarti energi
ionisasi kedua, dan seterusnya. Lepasnya elektron yang kedua lebih sulit
dibandingkan dengan yang pertama. Karena setelah ionisasi, lebih sulit bagi
elektron yang terionisasi menjauhi ion yang bermuatan +2 (Mg2+)
dibandingkan dengan ion dengan muatan +1 (Mg+).
Makin
besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin
lemah. Hal itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar makin kecil. Energi ionisasi
kecil berarti mudah melepaskan elektron, energi ionisasi besar berarti sukar
melepaskan elektron.
Mudah
lepasnya elektron dari suatu atom tergantung pada beberapa faktor. Mudah di
duga bahwa semakin jauh elektron dari inti, semakin kecil gaya tarikan ke inti
dan semakin mudah pula ia dilepaskan. Pada atom yang besar, daerah yang
mempunyai kemungkinan terbesar ditemukanya elektron di kulit terluar, terletak
lebih jauh dari intinya, dibandingkan pada atom-atom yang lebih kecil, sehingga
energi ionisasinya menurun dengan semakin meningkatnya ukuran atom.
Hubungan
ini lebih jelas di gambarkan pada grafik di bawah ini :
Dimana
energi ionisasi digambarkan sebagai fungsi nomor atom. Titik minimum terjadi
pada logam alkali, dan titik-titik maksismum energi ionisasi terjadi pada
gas-gas mulia. Konfigurasi elektron gas mulia sangat mantap sehingga hanya
dapat digangu dengan menggunakan energi yang sangat besar. Dari gambar tersebut
dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari
atas ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri
ke kanan semakin besar.
C.
Afinitas
Elektron
Afinitas
elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud
gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
X(g)
+ e- X-
(g)
Sebelumnya telah dijelaskan,
energi ionisasi positif berarati bahwa energi harus diberikan untuk melepas
satu elektron. Namun disisi lain afinitas elektron positif berarti bahwa energi
dilepaskan ketika satu elektron ditambahkan kesuatu atom. Untuk memperjelas
pertentangan ini diberikan contoh proses di mana atom flourinmenerima satu
elektron dalam keadaan gas. :
F(g)
+ e- F-
(g) ΔH =
-328 kJ
Tanda ΔH
menandakan bahwa reaksi di atas merupakan proses eksotermik, tetapi afinitas
elektron flourin diberi nilai +328 kJ/mol. Jadi afinitas elektron sebagai
energi yang harus diberikan untuk melepaskan elektron dari ion negatif. untuk
pelepasan elektron dari ion flourida kita dapat menulis :
F- (g)
F(g) + e- ΔH = + 328 kJ
Afinitas elektron dapat
berharga positif dan negatif. Afinitas
elektron berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses tersebut
bersifat stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk
bersifat tidak stabil. Semakin negatif harga afinitas elektron suatu atom unsur
maka ion yang terbentuk semakin stabil. Berikut ini grafik hubungan antara
nomor atom dan afinitas elektron :
Nomor massa
Gambar di
atas menunjukkan bahwa atom unsur golongan 2A dan 8A mempunyai afinitas elektron yang berharga
positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur golongan 2A dan 8A sulit menerima
elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen
karena unsur golongan ini paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum
dapat dikatakan bahwa afinitas elektron,
dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif berarti jari-jari atom semakin kecil,tarikan inti
terhadap elektron dikulit terluar semakin besar,sehingga elektron bertambah
mudah masuk ke dalam atom sehingga afinitas elektronnya semakin besar. Dan
dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif berarti atom semakin sukar untuk mengambil elektron
sehinnga afinitas elektronnya semakin kecil.
D. Keelekronegatifan
Keelektronegatifan
adalah ukuran empiris mengenai kecenderungan atom dalam molekul untuk menarik
elektron (Cotton,1976).
Faktor
yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap
elektron dan jari-jari atom. Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya tarik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur
yang seperiode : keelektronegatifan makin
kekanan makin besar. Hal ini karena muatan inti atom semakin bertambah
yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron terluar juga
semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari atom semakin kecil,
energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negatif
dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.
Keelektronegatifan
terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur
halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni
4,0. Fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada
hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar
daripada hidrogen.
Konsep
keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994)
pada tahun 1932. Nilai keelektronegatifan tidak diterapkan secara langsung akan
tetapi melalui pemikiran (perhitungan), dan cara memperkirakannya ada
bermacam-macam, namun yang sering digunakan yaitu skala pauling
Terlihat
dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga
keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas
mulia menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron.
Keelektronegatifan skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas
mulia sebesar nol.
Harga
keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur
dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang
bersangkutan cenderung menerima elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
Selain
itu nilai keelektronegatifan juga berguna untuk menentukan kecenderungan
pasangan elektron dalam ikatan, jika perbedaannya besar, pasangan tersebut
cenderung ke atom yang keelektronegatifannya lebih besar, sehingga unsur
bersifat polar. Akan tetapi jika perbedaan keelektronegatifannya kecil sekali,
maka pasangan elektron berada ditengah dan nonpolar.
III. SIMPULAN
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem
periodik unsur menurut
Triade Dobereiner yaitu bila tiga unsur yang
sifatnya sama diurutkan berdasarkan kenaikan massa atom relatif, maka masa atom
relatif unsur yang ditengah adalah setengah dari jumlah massa atom dari ke-2
unsur lainya.
2. Sistem
periodik unsur menurut
hukum Oktaf Newland yaitu unsur-unsur di urutkan
menurut kenaikan massa atom relatif, maka tiap urutan ke8 selalu terjadi
pengulangan sifat yang sama.
3. Sistem
periodik unsur menurut
Mendeleev yaitu jika
unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya seperangkat sifat akan
terulang secara berkala.
4. Sistem
periodik modern yaitu :
· Hukum
periodik berbunyi sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala dari nomer atom.
· Daftar
sistem periodik modern, disusun berdasarkan konfigurasi elektron atom unsur
· Unsur-unsur
dengan konfigurasi yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
· Kolom
unsur ke kanan diisi menurut kenaikan nomer atom.
· Kolom
unsur kearah bawah diisi menurut kemiripan konfigurasi elektron, khususnya
kemiripn cara pengisian elektron pada jenis orbital yang tingkat energinya
paling tinggi.
5.
Ada beberapa macam sifat-sifat
periodik unsur antara lain : jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionosasi, afinitas
elektron, kereaktifan, dan keelektronegatifan.
6.
Dalam satu golongan, dari atas
kebawah jari-jari atom semakin besar sedangkan dalam satu periode dari kiri ke
kanan jari-jari atom semakin kecil.
7.
Energi ionisasi unsur-unsur
dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
8. Afinitas elektron dalam satu periode, dari kiri ke
kanan semakin besar, sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah, afinitas
elektronnya semakin kecil.
9. Keelektronegatifan dalam satu periode, dari kiri ke
kanan semakin besar, sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifannya
semakin kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Cotton
dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Keenan,
Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Selbin
Joel and Clyde. 1987. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.