BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Salah satu
sifat unsur transisi adalah memiliki kecenderungan membentuk ion kompleks atau
senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital
kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan
molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks.
Ion kompleks
terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul
membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat.
Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut dengan ligan. Ikatan
antara ion pusat dengan ligan disebut dengan ikatan koordinasi dan banyaknya
ikatan koordinasi antara ion pusat dengan ligan tersebut disebut dengan
bilangan koordinasi.
Ion pusat
merupakan ion unsur transisi yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari
ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong
dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat. Ligan ada yang
bersifat netral, dan negatif. Atom dalam suatu ligan yang terikat langsung
dengan ion pusat dikenal sebagai atom donor. Berdasarkan banyak atom donor yang
ada, ligan digolongkan sebagai monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan
monodentat merupakan ligan yang memiliki satu atom didalamnya. Sebagai contoh
yaitu ligan H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat.
Ion kompleks
memiliki sifat magnetik. Sifat magnetik ini disebabkan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh pada ion
pusatnya. Ion kompleks yang memiliki elektron yang tidak berpasangan pada diagram
pemisahannya bersifat paramagnetik dan dapat ditarik oleh medan magnet.
Sedangkan ion kompleks yang memiliki elektron berpasangan pada diagram
pemisahannya bersifat diamagnetik dan dapat ditolak oleh medan magnet.
Sifat
magnetik dari ion kompleks yang mengandung ligan monodentat ini tergantung dari
kuat lemahnya ligan yang terdapat dalam ion kompleks tersebut. Kuat lemahnya
ligan ini ditentukan dari jenis ligannya yang diurutkan berdasarkan deret spektrokimianya. Deret spektrokimia adalah daftar-daftar ligan yang
disusun berdasarkan kemampuannya membelah tingkat energi orbital d kecil ke besar.
Berdasarkan
hal tersebut maka pada makalah ini akan diuraikan mengenai sifat magnetik dari
ion kompleks dan pengaruh ligan terhadap warna ion kompleks.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1.
Apa yang di maskud dengan Senyawa kompleks ?
2.
Bagimana Jenis – jenis ligan ?
4.
Bagaimana Pembuatan dan Reaksi Senyawa Kompleks
?
6.
Bagaimana Geometri Senyawa Kompleks
?
7.
Apa saja kegunaan Senyawa Kompleks
1.3 Tujuan
makalah
Adapun tujuan dari makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tentang Senyawa kompleks
2
Untuk mengetahui Jenis – jenis ligan
4
Untuk mengetahui Pembuatan dan Reaksi Senyawa Kompleks
6
Untuk mengetahui Geometri Senyawa Kompleks
7
Untuk mengetahui Senyawa Kompleks
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Senyawa kompleks
Salah satu sifat
unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau
senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital
kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan
molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks
Ion kompleks terdiri
atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk
ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion
atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan
koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi. Ion pusat
merupakan ion unsur transisi, dapat menerima pasangan elektron bebas dari
ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong
dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat.
Ligan adalah molekul
atau ion yang dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas kepada ion pusat.
Ligan ada yang netral dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian nama pada
ligan disesuaikan dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam ligan atau lebih
maka diurutkan menurut abjad.
Senyawa kompleks
merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau
lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam
pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan
ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa
koordinasi. Senyawa-senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi dan
struktur bermacam-macam. Mulai dari bilangan koordinasi dua sampai
delapan dengan struktur linear, tetrahedral, segiempat planar, trigonal
bipiramidal dan oktahedral. Namun kenyataan menunjukkan bilangan
koordinasi yang banyak dijumpai adalah enam dengan struktur pada umumnya
oktahedral.
Dalam ilmu kimia,
kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada
molekul atau dentitas yang terbentuk dari penggabungan ligan
dan ion
logam. Pembentukan senyawa kompleks memerlukan dua jenis
spesi :
1. Ion atau molekul yang sekurang – kurangnya mempunyai
satu pasang elektron bebas yang memadai untuk membentuk ikatan kovalen
koordinasi.
2. Ion logam atau atom yang mempunyai daya – tarik
memadai terhadap elektron untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan
gugus yang diikatnya.
Ion logam atau atom dalam senyawa kompleks dinamakan
ion logam pusat atau atom pusat, gugus yang diikat dinamakan ligan. Ligan dapat
berupa ion atau molekul netral. Dalam ligan, atom yang menempel langsung pada
logam melalui ikatan kovalen koordinasi dinamakan atom donor. Spesi koordinasi
biasanya kumpulan atom dalam kurung persegi di dalam rumus meliputi ion logam
pusat plus ligan yang terikat. Bilangan koordinasi logam pusat adalah jumlah
pasangan elektron yang diterima atom pusat.
·
Bilangan koordinasi 2, salah satu bilangan koordinasi
2 yang terkenal adalah [Ag(NH3)2]+ , ion yang
terbentuk bila senyawaan – senyawaan perak diolah dengan amonia.
·
Bilangan koordinasi 3, contoh bilangan koordinasi 3
sangat langka sekali. Satu – satunya yang sederhana untuk logam transisi yang
dikenal orang adalah anion [HgI3]- .
·
Bilangan koordinasi 4, empat merupakan bilangan
koordinasi yang umum dari beberapa atom dan ion logam transisi. Contohnya
adalah Li(H2O)4+ , BeF4- ,BF44-
, dan sebagainya.
·
Bilangan koordinasi 5, contoh bilangan koordinasi 5
adalah langka, tetapi tidak begitu luar biasa seperti bilangan koordinasi 3.
Contoh sederhana adalah besi pentakarbonil (Fe(CO)5).
·
Bilangan
koordinasi 6, bilangan koordinasi ini sangat penting karena hampir semua kation
membentuk kompleks koordinasi 6.
·
Bilangan
koordinasi yang lebih tinggi, bilangan koordinasi 7, 8, dan 9 tidak sering
ditemui untuk beberapa kation yang lebih besar. Kompleks dengan bilangan
koordinasi yang lebih tinggi, merupakan ciri khas dari segi stereokimia tidak
kaku
2.2 Jenis –
jenis ligan
Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang
merupakan donor elektron. Beberapa yang umum adalah F- , Cl- ,
Br- , CN- , NH3 , H2O, CH3OH,
dan OH- . Ligan seperti ini, bila menyumbangkan sepasang
elektronnya kepada sebuah atom logam, disebut ligan monodentat (ligan bergigi
satu).
Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing
– masing secara serempak membentuk ikatan dua donor – elektron kepada ion logam
yang sama, disebut ligan polidentat. Ligan ini juga disebut ligan khelat (dari
bahasa Latin untuk kuku atau cakar). Karena ligan ini tampaknya mencengkeram
kation di antara dua atau lebih atom donor. Yang termasuk ligan ini adalah
ligan tri – , kuadri – , penta – , dan heksadentat. Contoh dari ligan tridentat
adalah dietilen triamin.
Selain itu ada pula yang disebut ligan bidentat, ligan
ini yang paling terkenal di antara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral
termasuk diantaranya anion diamin, diofsin, dieter, dan β-ketoenolat, dan yang
paling terkenal adalah etilendiamin, difos, dan glim.
Ion unsur
transisi dapat mengikat molekul-molekul atau ion-ion yang memiliki pasangan
elektron tak berikatan (ligan) dengan ikatan kovalen koordinasi yang membentuk
ion kompleks. Ion kompleks adalah gabungan ion (atom pusat) dengan ion atau
molekul lain (ligan) membentuk ion baru.
Berdasarkan
ligan yang diikat oleh atom pusat dalam ion kompleks, maka ada dua macam ion
kompleks:
1. Ion kompleks
positif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat) berikatan dengan
ligan yang merupakan molekul netral, sehingga ion kompleks yang terbentuk
bermuatan positif.
2. Ion kompleks
negatif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat) berikatan dengan
ligan yang merupakan ion negatif.
Teori medan kristal tentang senyawa koordinasi menjelaskan bahwa dalam pembentukan kompleks terjadi interaksi elektrostatik antara ion logam (atom pusat) dengan ligan. Jika ada empat ligan yang berasal dari arah yang berbeda berinteraksi langsung dengan atom pusat/ion logam, maka akan mendapatkan pengaruh medan ligan lebih besar dibandingkan dengan orbital-orbital lainnya.
Bila pada
ion kompleks diberikan energi dalam bentuk cahaya, maka elektron pada orbital
yang lebih rendah energinya dapat tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi
energinya. Dengan menyerap cahaya yang energinya sama.
Suatu
larutan memiliki warna tertentu karena menyerap sebagian dari komponen cahaya
tampak. Makin kecil panjang gelombang cahaya yang diserap (makin besar
energinya) maka makin besar harga absorbansinya atau makin kuat ikatan antara
ion logam dan ligan. Ditinjau dari muatan
ligannya, maka ion logam dengan muatan yang lebih besar akan menghasilkan harga
absorbansi yang lebih besar pula karena lebih mudah mempolarisasikan elektron
yang terdapat dalam ligan.
2.4
Pembuatan dan Reaksi Senyawa Kompleks
Senyawa – senyawa kompleks dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Kompleks Werner, yaitu
kompleks yang tidak berisi ikatan logam karbon dan kompleks sianida.
2. Kompleks logam karbonil atau
senyawa organometalik, yaitu kompleks yang paling sedikit berisi satu ikatan
karbon.
Senyawa – senyawa kompleks golongan (2) tidak
mempunyai sifat garam seperti golongan (1) dan biasanya bersifat kovalen. Zat
ini umumnya larut dalam pelarut – pelarut non – polar, mempunyai titik lebur
dan titik didih rendah. Untuk membuat senyawa – senyawa kompleks, pertama harus
diingat bahwa hasilnya harus cukup banyak, kemudian harus ada cara yang baik
untuk mengisolasi hasil tersebut.
Cara – cara isolasi untuk golongan (1) antara lain :
1. Penguapan pelarut dan pendinginan
larutan yang pekat dalam campuran pendingin es – garam. Kristalisasi dapat
dipercepat dengan penambahan sedikit kristal senyawa yang bersangkutan dan
dengan mengggores dinding bejana bagian dalam.
2. Penambahan pelarut yang bercampur
dengan pelarut semula, tetapi tidak melarutkan zat yang terlarut. Pendinginan,
penambahan kristal zat terlarut dan penggoresan dinding bejana bagian dalam
dapat mempercepat kristalisasi.
3. Bila kompleksnya berupa kation ke
dalam larutan dapat ditambahkan anion yang dapat menyebabkan terjadinya
endapan. Demikian pula bila kompleksnya berupa anion, dapat ditambahkan ion
logam yang menyebabkan terjadinya endapan.
Senyawa – senyawa kompleks golongan (2) juga dapat
diisolasikan dengan cara – cara di atas. Dapat pula diisolasikan dengan cara –
cara destilasi, sublimasi, dan proses kromatografi.
1.Kompleks Werner
a.
Reaksi substitusi dalam
larutan air
Cara ini merupakan cara yang terpenting, reaksinya
terjadi antara larutan garam logam di dalam air dengan pereaksi koordinasi.
b. Reaksi substitusi dalam larutan bukan
air
Penggunaan pelarut – pelarut bukan air tidak banyak
dilakukan. Cara ini hanya dilakukan bila :
1. Ion logam mempunyai afinitas besar
terhadap air.
2. Ligan yang dipakai tidak larut dalam
air.
Ion – ion yang mempunyai afinitas besar terhadap air
dan membentuk ikatan logam – oksigen yang kuat ialah Al3+ , Fe3+
, dan Cr3+ . Penambahan ligan yang bersifat basis tidak
membentuk kompleks, tetapi endapan basa yang gelatinous. Dalam hal ini hidrat
dari ion di atas bersifat sebagai asam protonik.
c. Reaksi substitusi tanpa adanya pelarut
Reaksi antara garam anhidrous dan suatu ligan cair
dapat dipakai untuk membuat kompleks logam. Dalam banyak hal, ligan cair yang
jumlahnya berlebihan dapat berfungsi sebagai pelarut untuk campuran reaksi.
[Ni(NH3)6]Cl2 dapat
dibuat dengan mereaksikan NiCl2 dengan NH3 cair dan
menguapkan sisa NH3, yang mempunyai titik didih rendah (-33◦C).

Kuning violet
d. Reaksi oksidasi – reduksi
Senyawa – senyawa kobalt (III) kompleks selalu dibuat
dari garam kobalt (II), sebab bilangan oksidasi kobalt biasanya (II). Kobalt
(III) kompleks stabil bila mempunyai gugus koordinasi tertentu. Reaksi kobalt
(II) dengan ligan cepat dan ini kemudian dapat dibuat kobalt (III) kompleks
dengan jalan oksidasi. Pembentukan kompleks [Co(NH3)6] Cl3
terjadi secara bertahap.

2. Kompleks
Metal – karbonil dan Organometalik
Senyawa golongan ini yang pertama dikenal adalah biru
Prusia : Fe [Fe2(CN)6]3 . senyawa karbonil
Ni(CO)4 dan Fe(CO)3 dibuat oleh Mond (Prancis) pada tahun
1890. Sejak itu banyak senyawa – senyawa jenis ini telah dibuat, termasuk
senyawa – senyawa golongan ini ialah :
1. Senyawa
– senyawa berisi alkil seperti : [(CO)5MnCH3].
2. Senyawa
– senyawa berisi ikatan aril seperti : [P { (C2H5)3
}2 Pt(C6H5)2].
3. Senyawa
– senyawa berisi ikatan antara logam – karbon.
4. Senyawa
– senyawa olefin.
Logam dalam senyawa ini biasanya mempunyai bilangan
oksidasi sangat rendah. Pembuatannya biasanya dilakukan dalam pelarut bukan air
seperti : diglime [(CH3OCH2CH2)2O],
tetrahidrofuran dan dietil eter.
a. Pembuatan Metal Karbonil
Mond mula – mula membuat zat ini dari gas CO dengan
logam yang halus :

Tidak berwarna
2Co + 8CO → Co2(CO)8
Dari nomor atom efektif dapat dijelaskan bahwa :
1. Atom – atom dengan nomor
atom genap membentuk karbonil – karbonil monomer seperti : Cr(CO)6 ,
Fe(CO)5 , Ni(CO)4 .
2. Atom – atom dengan nomor
atom ganjil membentuk karbonil – karbonil dimer, seperti : Mn2(CO)10
, Co2(CO)8 .
b. Pembuatan Senyawa Logam Olefin
Pada tahun
1827 W.C. Zeise, ahli farmasi dari spanyol mendapatkan bahwa reaksi C2H4
dengan [PtCl4]2- dalam HCl encer menghasilkan
senyawa yang berisi platina dan etilen dengan rumus :
[PtCl4]2-
+
C2H4 [PtCl3C2H4]-
+
Cl- →
Orange

Rose
c. Pembuatan Senyawa Senwich
Sejak tahun 1950 telah banyak dibuat senyawa – senyawa
logam transisi, dimana atom logam terdapat sebagai “daging” di antara dua
senyawa organik yang datar, seakan – akan berupa “roti slice” dalam molekul
yang berbentuk “sandwich”. Senyawa yang paling stabil berisi anion
siklopentadien (C5H5).
Salah satu
sifat unsur transisi yang sangat menarik adalah kemampuannya untuk membentuk
senyawa kompleks. Senyawa kompleks dapat digunakan untuk mendemonstrasikan
berbagai sifat fisik maupun kimia, seperti warna yang berkaitan dengan jenis
logam, kelarutan, dan juga kesetimbangan ion dalam kompleks.
Logam transisi didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membentuk satu atau
lebih ion stabil yang memiliki orbital d yang tidak terisi (incompletly filled
d orbitals).
Ion kompleks memiliki ion logam pada atom pusatnya dengan jumlah tertentu
molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Ion-ion yang mengelilinginya
itu dapat berdempet dengan ion pusat melalui ikatan kovalen koordinasi.
Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi logam pusat disebut ligan. Ligan
memiliki pasangan elektron tak berikatan yang aktif pada tingkat energi paling
luar. Pasangan elektron tak berikatan inilah yang digunakan untuk membentuk
ikatan koordinasi dengan ion logam. Pelekatan ligan pada ion logam
merupakan efek dari energi orbital-orbital d. Sinar yag diserap sebagai akibat
dari perpindahan elektron diantara orbital d yang satu dengan yang lain.
Asal mula
munculnya warna pada ion-ion logam transisi. Ketika sinar putih melewati
larutan yang berisi dari salah satu ion tersebut, sinar putih direfleksikan
oleh larutan tersebut. Beberapa warna dari sinar dapat diabsorpsi (diserap)
oleh larutan. Warna yang dapat dilihat oleh mata adalah warna yang tertinggal
(tidak diabsorpsi). Banyak senyawa kompleks memperlihatkan warna yang khas.
Dalam teori
medan kristal, ligan-ligan direduksi menjadi titik yang bermuatan. Interaksi
muatan-muatan titik ini dengan elektron dalam orbital d ion logam akan
menaikkan energi semua orbital d, tetapi meraka tidak lagi memiliki energi yang
sama.
Hampir semua senyawa – senyawa kompleks mempunyai warna –
warna tertentu, karena zat ini menyerap sinar di daerah tampak atau visible
region. Sebab lebih lanjut ialah karena energi sinar di daerah tampak cocok
untuk promosi elektron yang ada di orbital d, dari energi rendah ke energi
tinggi. Besarnya energi untuk promosi, yaitu Δ, tergantung dari ion pusatnya
dan tergantung dari jenis ligan. Karena itu, senyawa kompleks mempunyai warna
berbeda – beda, misalnya [Ti(H2O)6]3+ berwarna
ungu sedang [Cu(H2O)6]2+ berwarna biru muda.
Untuk suatu ion pusat warnanya berbeda bila ligannya berbeda, misalnya [Cu(H2O)6]2+
berwarna biru muda, tetapi [Cu(NH3)4(H2O)]2+
berwarna biru tua.
Bila zat menyerap warna atau panjang gelombang
tertentu dari sinar tampak, zat tersebut akan meneruskan warna
komplemennya, yang nampak pada mata kita
sebagai warna. Bila zat menyerap semua warna dari sinar tampak, zat tersebut
berwarna hitam. Sebaliknya bila zat sama sekali tidak menyerap warna dari sinar
tampak, zat tersebut berwarna putih. Untuk suatu ion pusat, penggantian ligan
dari ligan dengan medan lemah ke ligan dengan medan kuat, akan memberikan Δ
yang semakin besar. Sinar yang diserap panjang gelombangnya semakin pendek.
Di bawah ini dituliskan deret spektrokimia, yaitu
daftar – daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi Δ yang
dihasilkan dari Δ yang kecil ke yang besar.
I– < Br– < S2– <
SCN– < Cl– < NO3– < N3– <
F– < OH– < C2O42– <
H2O < NCS– < CH3CN < py < NH3
< en < 2,2’-bipiridina < phen < NO2– < PPh3
< CN– < CO
2.6
Geometri Senyawa Kompleks
Geometri senyawa kompleks bergantung pada bilangan
koordinasi (jumlah ikatan koordinasi) dan tipe hibridisasi ion pusatnya.
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 2 berbentuk linier, sedangkan yang
mempunyai bilangan koordinasi 6 berbentuk oktahedron. Adapun senyawa kompleks
yang mempunyai bilangan koordinasi 4 dapat berbentuk tetrahedron dapat pula
berbentuk segiempat planar. Yang berbentuk tetrahedron mengalami hibridisasi sp3
, sedangkan yang berbentuk segiempat planar mengalami hibridisasi dsp2
.
Ikatan hibrida
|
Bentuk Geometri
|
Contoh
|
d2sp3
|
Oktahedral
|
[Fe(CN)6]3-
|
sp3d2
|
Oktahedral
|
[FeF6]3-
|
sp3
|
Tetrahedral
|
[Zn(NH3)4]2+
|
dsp3
|
Segiempat Planar
|
[Ni(CN)6]2-
|
2.7
Kegunaan Senyawa Kompleks
Banyak senyawa kompleks yang digunakan didasarkan pada
warna, kelarutan atau perubahan perilaku kimiawi dari ion logam dan ligan
ketika senyawa tersebut membentuk kompleks.
Klorofil yang merupakan pigmen hijau di dalam tanaman
adalah senyawa kompleks yang mengandung magnesium. Tanaman berwarna hijau
disebabkan klorofil menyerap cahaya kuning dan memantulkan warna komplemennya
yaitu hijau. Energi yang diserap dari matahari digunakan untuk melakukan
fotosintesis. Senyawa kompleks yang dipakai sebagai zat warna lain misalnya
kompleks tembaga (II) Ftalosianin biru. Kompleks ini digunakan sebagai pigmen
atau pencelup kain dalam industri tekstil pada tinta biru, blue jeans, dan cat
biru tertentu.
Zat pengompleks tertentu sering digunakan untuk
melunakkan air sadah sebab zat tersebut dapat mengikat ion – ion seperti Ca2+
, Mg2+ , dan Fe2+ yang menjadikan air bersifat
sadah. Zat pengompleks yang dapat mengikat ion – ion logam juga digunakan
sebagai obat – obatan. Ligan polidentat seperti enterobactin yang diisolasi
dari bakteri tertentu digunakan untuk mengendalikan kadar besi dalam darah
pasien yang memiliki penyakit seperti anemia Cooley. Obat anti kanker plationol
seperti cis – [Pt(NH3)2Cl2] adalah senyawa
kompleks platinum (II), merupakan zat aktif biologi dan dipercaya dapat
memutuskan untai DNA, sehingga suka campur tangan pada pembelahan sel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ion
kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau
molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat
atau atom pusat.
2. Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang
merupakan donor elektron. Beberapa yang umum adalah F- , Cl- ,
Br- , CN- , NH3 , H2O, CH3OH,
dan OH-
3. Jika ada
empat ligan yang berasal dari arah yang berbeda berinteraksi langsung dengan
atom pusat/ion logam, maka akan mendapatkan pengaruh medan ligan lebih besar
dibandingkan dengan orbital-orbital lainnya.
4. Suatu
larutan memiliki warna tertentu karena menyerap sebagian dari komponen cahaya
tampak. Makin kecil panjang gelombang cahaya yang diserap (makin besar
energinya) maka makin besar harga absorbansinya atau makin kuat ikatan antara
ion logam dan ligan
5. Senyawa – senyawa kompleks dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu Kompleks Werner, yaitu kompleks yang tidak berisi ikatan
logam karbon dan kompleks sianida. Kompleks logam karbonil atau senyawa organometalik,
yaitu kompleks yang paling sedikit berisi satu ikatan karbon.
6. Senyawa – senyawa kompleks golongan (2) juga dapat
pula diisolasikan dengan cara – cara destilasi, sublimasi, dan proses
kromatografi.
7. Hampir semua senyawa – senyawa kompleks mempunyai warna –
warna tertentu, karena zat ini menyerap sinar di daerah tampak atau visible
region
8. Bila zat menyerap warna atau panjang gelombang
tertentu dari sinar tampak, zat tersebut akan meneruskan warna
komplemennya, yang
nampak pada mata kita
sebagai warna
9. Geometri senyawa kompleks bergantung pada bilangan
koordinasi (jumlah ikatan koordinasi) dan tipe hibridisasi ion
pusatnya.
10. Kegunaan
senyawa kompleks antara lain yaitu untuk melunakkan air sadah, sebagai
obat-obatan, untuk
mengendalikan kadar besi dalam darah, dan obat anti kanker akanker
3.2 Saran
Semoga
makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan kita
sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan. Marilah kita
menjadikan diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan yang
terdidik, berbudi pekerti yang baik serta bermoral yang berpegang teguh pada agama
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep
Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Cotton,
F. Albert dan Wilkinson, Geoffrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:
UI-Press
Kirna,
I Made dan I Nyoman suardana. 2004. Ikatan Kimia. Singaraja: IKIP negeri
Singaraja
Polling, C. dan Tjokrodanoerdjo, Harsono. 1986. Ilmu
Kimia Jilid II B Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar