Kategori

Rabu, 07 Mei 2014

Brom dan Iod





BAB I
PENDAHULUAN


1.1.     Latar belakang

Sejalan dengan kemajuan industri dan teknologi, kebutuhan manusia akan sarana yang  memadai makin bertambah. Salah satu  sarana itu ialah  bahan  kimia, baik berupa unsur, senyawa ataupun campuran. Kita telah mengetahui bahwa terdapat 92 jenis unsur di alam. Kebanyakan dari unsur-unsur tersebut terdapat sebagai persenyawaan. Hanya unsur-unsur yang kurang reaktif saja yang belum ditemukan dalam keadaan bebas. Tetapi berkat kemajuan iptek, kita telah dapat membebaskan unsur-unsur dari persenyawaan. Disamping bermanfaat, beberapa unsure atau senyawa juga dapat bersifat racun bagi kesehatan atau lingkungan. Salah satu unsure tersebut adalah halogen.

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golonganVII A pada tabel periodik. Halogen terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom(Br), iod (I), astatin (At), namun dalam makalah ini hanya akan dibahas unsur brom dan Iod secara mendetail . Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Untuk mengetahui kelimpahan, sifat-sifat dan cara pengolahan dari unsur brom dan iod, maka akan dibahas secara lengkap dalam makalah ini.




1.2 Rumusan Makalah

Adapun rumusan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Bagaimana Sejarah dari Brom dan Iod ?
2.    Bagaimana Keberadaan Brom dan Iod di Alam?
3.    Apa saja Sifat-sifat dari Brom dan Iod?
4.    Bagaimana Isolasi dari Brom dan Iod ?
5.    Bagaimana Senyawaan Brom dan Iod?
6.    Apa saja Kegunaan dari Brom dan Iod ?


1.3   Tujuan Makalah

Adapaun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Untuk Mengetahui Sejarah dari Brom dan Iod ?
2.    Untuk Mengetahui Keberadaan Brom dan Iod di Alam?
3.    Untuk Mengetahui  Apa Saja Sifat-sifat dari Brom dan Iod?
4.    Untuk Mengetahui Isolasi dari Brom dan Iod ?
5.    Untuk Mengetahui Senyawaan Brom dan Iod?
6.    Untuk Mengetahui Apa saja Kegunaan dari Brom dan Iod ?















BAB II
PEMBAHASAN


2.1   Brom (Br)

      Brom  adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Br dan nomor atom 35. Brom merupakan anggota golongan VIIA atau disebut juga golongan halogen. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam

2.1.1    Sejarah dan Keberadaan Brom di Alam

Brom ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifa tkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.

Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.




2.1.2  Sifat- Sifat Brom

Beberapa sifat fisik yang dimiliki oleh brom yaitu sebagai berikut :
·          Titik leleh (0C)                        : -7,2
·          Titik didih (0C)                       : 58,8
·          Jari-jari X- (Å)                                   : 1,87
·          Jari-jari kovalen (Å)                       : 1, 14
·          Rapatan (g/cm3)                             : 3,12
·          Energi pengionan pertama (kJ/mol)   : 1140
·          Keelektronegatifan (skala pauling)     : 2,8
·          Afinitas elektron (kJ/mol)            : -3,25

Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan CCl4.

 Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan tenggorokan. Brom mudah bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan CCl4. Atau brom mudah larut dalam  air atau karbon disulfida, membentuk larutan berwarna merah, tidak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.




   
2.1.3    Isolasi Brom

Br2 dibuat dengan :
    HBr  +  H2SO4      Br2  +  SO2  +  H2O.

Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat diperoleh dari air laut melalui reaksi :

2Br- +Cl2              ph 3,5                  2Cl- + Br2

Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secarakomersial, pembuatan gas Br2 yaitu air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hinggaterbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki,sedangkan air di atasnya.Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.


2.1.4    Kegunaan Brom

a.       Etilena dibromida, C2H4Br2, digunakan sebagai zat aditif pada bensin bertimbal. Zat ini menyebabkan timbale membentuk senyawa volatileyang lolos bersama gas-gas buang ke udara dan menimbulkan pencemaran.
b.      AgBr digunakan untuk melapisi film dan kertas potret karena pekaterhadap cahaya.
c.        Natrium Bromida (NaBr) digunakan sebagai bahan obat penenang saraf.
d.      Metil Bromide (CH3Br) digunakan sebagai zat pemadam kebakaran


2.2   Iod (I)

Iod  adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang I dan nomor atom 53. Iodin jua merupakan salah satu anggota golongan VIIA atau disebut juga golongan halogen dan terletak pada periode 5. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam


2.2.1    Sejarah Iodin

Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanyasatu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut :

2IO3-  +  5HSO3-        I2 +  3HSO4-  +  2SO42-  +  H2O




2.2.2 Keberadaan Iod di Alam

Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (guano). Berbagai bentuk kehidupan laut mengkonsentrasi iod. Produksi I2 menyangkut baik mengoksidasi I- ataupun mereduksi iodat menjadi I- diikuti oleh oksidasi. MnO2 dalam larutan asam biasanya digunakan sebagai pengoksidasi.


2.2.3 Sifat- Sifat Iod

Beberapa sifat fisik yang dimiliki oleh iodin yaitu sebagai berikut :
·          Titik leleh (0C)                        : 113,5
·          Titik didih (0C)                       : 184,3
·          Jari-jari X- (Å)                                  : 2,12
·          Jari-jari kovalen (Å)                       : 1,33
·          Rapatan (g/cm3)                             : 4,93
·          Energi pengionan pertama (kJ/mol)   : 1008
·          Keelektronegatifan (skala pauling)     : 2,5
·          Afinitas elektron (kJ/mol)            : -2,95

Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam suatu pelarut nonpolar seperti CS2 dan CCl4. Larutan semacam ini berwarna merah lembayung, seperti dalam uapnya. Dalam pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak jenuh, dan SO2 cair, terbentuk larutan coklat atau coklat kemerahjambuan. Warna-warna tersebut menunjukkan pembentukan kompleks lemah I2 . . . S, yang dikenal sebagai kompleks penyerahan muatan. Energi ikatan adalah hasil dari penyerahan sebagian dari muatan dalam arti I2 dan juga Br2, Cl2, dan ICI yang kadang-kadang dapat diisolasi sebagai padatan kristal pada suhu rendah.

Iod membentuk kompleks biru dengan pasti, di mana atom iod terarah dalam saluran-saluran ada polisakarida amilose.
   

2.2.4 Isolasi Iod

 Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidatorgas Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotordalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3.Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.



2.2.5 Kegunaan Iod

Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod.

Manfaat dan kegunaan unsur halogen Iodin. Iodin adalah salah satu unsur halogen yang memiliki sifat reaktif yang paling rendah. Iodin banyak sekali manfaat dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari dimana Iodin merupakan salah satu jenis mineral penting yang diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.  Bagi ara pelajar, mereka pasti telah megenal bentuk iodin dalam praktek-praktek di laboratorium dimana iodin sering digunakan sebagai bahan-bahan reaksi di laboratorium kimia.

Berikut ini adalah beberapa manfaat dan kegunaan Iodin.
1.    Iodin dalam obat merah di gunakan sebagai antiseptic
2.     Iodin dalam laboratorium digunakan untuk menguji dan mengidentifikasi amilum
3.    Iodin dalam bentuk Kalium Iodat( KIO3 )ditambahkan pada garam dapur untuk     mencegah penyakit gondok
4.    Iodin dalam bentuk Iodoform( CHI3 ) merupakan zat organic yang dapat digunakan sebagai antiseptik
5.    Iodin dalam bentuk Perak Iodida( AgI ) dapat digunakan dalam pembuatan film fotografi.


2.3   Senyawaan Br dan I

a.    Halida

Pembuatan halida anhidrat. Antara lain :
1.    Interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen. Dimana biasanya untuk kebanyakan unsur halogen digunakan HF, HCl dan HBr serta bisa juga digunakan untuk logam-logam. Fluorinasi langsung biasanya menghasilkan fluorida dalam keadaan oksidasi yang tinggi. kebanyakan dari logam serta nonlogam bereaksi sangat kuat dengan F2, dengan nonlogam seperti P4 , reaksinya dapat meledak. Bagi pembentukan cepat dalam reaksi kering dari klorida, bromida, dan iodida biasanya diperlukan suhu yang cukup tinggi. bagi suatu logam reaksi dengan Cl2 dan Br2 , dapat lebih cepat berlangsung jika sebagi medium reaksi digunakan tetrahidrofuran atau beberapa eter lain. Kemudian halida diperoleh sebagai zat tersolvasi.
2.    Dehidrasi dari halida terhidrat.   Pelarutan logam, oksida atau karbonat dalam suatu larutan asam halogen yang diikuti oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halida terhidrat. Dehidrasi klorida dapat dilaksanakan oleh thionil klorida, dan pada umumnya halida dapat dikelola dengan 2,2-dimetoksipropana

CrCl3.6H2O + 6SOCl2  refluks           CrCl3 + 12HCl + 6SO2
MXn . mH2O in CH3C(OCH3)2CH3                 MXn +  m(CH3)2CO+ 2mCH3OH

3.    Perlakukan oksida dengan senyawaan halogen lain. Senyawaan seperti ClF3, BrF3, CCl4, CCl3CClCCl2, NH4Cl , SOCl2, dan SO2Cl2 pada suhu yang menaik digunakan dalam reaksi seperti :



4.    Pertukaran halogen. Halida bereaksi baik dengan halogen unsur, asamnya atau halida yang larut, atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen ditukar oleh yang lain. Cl dapat diubah menjadi bromida ataupun iodida oleh KBr atau KI dalam aseton, dimana KCl kurang larut.  

Halida molekuler. Kebanyakan  unsur elektronegatif , dan logam dalam tingkat oksidasi tinggi membentuk halida molekuler. Zat tersebut adalah gas cairan atau padatan mudah menguap dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya Van der Waals. Halida molekuler kadang-kadang disebut juga sebagai halida kovalen.

Pembentukan jembatan antara dua atom atau yang kurang sering, tiga atom lain merupakan masalah struktur yang penting. Antara dua atom logam, keadaan yang paling umum menyangkut dua tom halogen. Namun contoh-contoh dengan satu itu dan tiga atom jembatan dikenal. Jembatan yang digunakan seperti itu  diperikan sebagai melibatkan ikatan kovalen kepada satu atom logam, dan donasi pasangan elektron kepada yang  lain seperti pada 20-I,  data struktural memperlihatkan bahwa kedua ikatan kepada setiap atom halogen-jembatan adalah setara seperti dalam 20-II. Teori orbital molekul menyediakan perumusan sederhana dan lentur dimana gugus M – X – M diperlukan sebagai gugus 3-pusat, 4-elektron


Dengan Cl- dan Br- jembatan melengkung secara khusus, sedangkan jembatan fluorida bisa melengkung ataupun linier. Jadi dalam BeF2 terdapat rantai tak terhingga, ---BeF2BeF2---, dengan jembatan lengkung mirip dengan BeCl2. Sementara pentaklorida membentuk dimer dengan jembatan M – Cl – M lengkung (20-II), pentaklorida membentuk tetramer siklik dengan jembatan M – F – M linier (20-III). Fluorida mungkin mengambil struktur tetramer siklik dengan jembatan linier, sebagian karena jari-jari F yang lebih kecil daripada Cl, dapat menimbulkan tolakan berlebih dari logam-logam dalam jembatan lengkung.


b.    Oksida halogen

Iod pentoksida dibuat dengan memanaskan asam iodat, dimana ia merupakan anhidratnya

2HIO3                           I2O5 + H2O

Iod pentoksida merupakan zat pengoksidasi, salah satu penggunaanya pada penentuan CO, dimana iod yang dibebaskan ditentukan melalui iodometri

5CO + I2O5  =   I2 +5CO2

I2O5 mempunyai struktur jaringan dimensi 3 dengan satuan O2IOIO2 dirangkaikan oleh interaksi intermolekul I---O


c.     Asam okso

Larutan asam dan beberapa anionnya bisa diperoleh melalui interaksi halogen bebas dengan air atau larutan basa.

Reaksi halogen dengan H2O dan OH-. Potensial dan tetapan kesetimbangan yang diperlukan untuk memahami sistem-sistem, yaitu sebagai berikut :



Potensial standar (dalam volt) bagi reaksi halogen (Br dan I)

NO
Reaksi
Br
I
1.       
H+ + HOX + e =  X2 (g, l, s) + H2O
1,59
1,45
2
3H+ + HOX2 + 3e =  X2 (g, l, s) + 2H2O
-
-
3
6H+ + XO3- + 5e =  X2 (g, l, s) + 3H2O
1,52
1,20
4
8H+ + XO4- + 7e =  X2 (g, l, s) + 4H2O
1,59
1,34
5
 X2 (g, l, s) +e = X-
1,07
0,54a
6
XO- + H2O + 2e = X- + 2OH-
0,76
0,49
7
XO2- + 2H2O + 4e = X- + 4 OH-
-
-
8
XO3- + 3H2O + 6e = X- + 6 OH-
0,61
0,26
9
XO4- + 4H2O + 8e = X- + 8 OH-
0,69
0,39
Keterangan :
a’ menyatakan bahwa I- dapat dioksidasi oleh oksigen dalam larutan akua

semua halogen dapat larut dalam dalam air sampai jangkauan tertentu. Namun dalam larutan semacam itu terdapat spesies selain molekul halogen tersolvasi, karena reaksi disproporsionasi terjadi secara cepat:

X2 (g, l, s)    =   X2 (aq)                        K1                        
          X2 (aq)      =  H+ + X- + HOX                              K2

Nilai K1 adalah : bagi Br2 0,21  dan I2 0,0013. K2 yang dihitung dari potensial dalam tabel diatas adalah 7,2 x 10-9  bagi Br2 dan 2,0 x 10-13 bagi I2. Selain itu dapat pula ditaksir dari
       X2  + e = X-
dan
O2 + 4 H+ + 4e  = 2H2O                          Eo = 1,23 V

Bahwa potensial bagi reaksi

2H+ + 2X- + O2  = X2 + H2O

Adalah 0,16 V bagi brom dan 0,69 V bagi iod.

Jadi bagi larutan jenuh halogen dalam air pada 25 oC diperoleh hasil konsentrasi kesetimbangan yaitu; kelarutan total 0,21 mol pada Br2 dan 0,0013 mol bagi I2. Lalu konsentrasi X2(aq) . mol I-1 yaitu 0,21 bagi Br2 dan 0,0013 bagi I2. Dan [H+] =  [X-]=[HOX] yaitu 1,15 x 10-3 bagi Br2 dan 6,4 x 10-6  bagi I2

Asam hipohalit. Senyawaan XOH lainnya juga tidak stabil.  Yaitu hanya dikenal dalam larutan dari interaksi halogen dan air raksa (II) oksida

2X2 + 2HgO + H+                  HgO. HgX2 + 2HOX

Asam hipohalit adalah asam sangat lemah tetapi zat pengoksidasi, apalagi dalam larutan asam.

Pada dasarnya ion hipohalit dapat dihasilkan dengan melarutkan halogen dalam basa menurut persamaan reaksi umum :

      X2 + 2OH-           XO- + X- + H2O

Dan bagi reaksi-reaksi yang cepat tersebut, tetapan kesetimbangan semuanya menguntungkan : 2 x 108  bagi Br2 dan 30 bagi I2

Ion hipohalit cenderung untuk berdisproporsionasi dalam larutan basa menghasilkan ion halat :

3XO-  = 2 X- + XO3-

Bagi reaksi tersebut tetapan kesetimbangan sangat menguntungkan : 1015  bagi Br2 dan 1020  bagi IO-. Produk sebenarnya yang diperoleh pada pelarutan halogen dalam bas bergantung kepada laju pembuatan ion hipohalit mula-mula yang mengalami disproporsionasi. Laju ini beragam dengan suhu.

Disproporsionasi BrO-   cukup cepat, bahkan pada suhu kamar. Larutan  BrO-    hanya dapat dibuat dan/atau dijaga sekitar 0 oC. Pada suhu sebesar 50 sampai 80 oC diperoleh hasil  BrO-   secara kuantitatif :

3 Br2 + 6OH-                5 Br- + BrO3- + 3H2O

Laju diproporsionasi IO begitu cepat sehingga  tidak dikenal dalam larutan. Reaksi I2 dengan basa karenanya memberikan IO3- secara kuantitif menurut persamaan yang analog dengan yang pada Br2

Asam Halat. Asam iodat adalah HIO3 merupakan padatan putih stabil yang diperoleh dengan mengoksidasi I2 dengan HNO3 pekat, H2O2, O3 dan sebagainya. Asam bromat diperoleh dalam larutan melalui perlakuan barium halat dengan H2SO4.

Asam halat adalah asam yang kuat dan merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Ionnya XO3- adalah piramidal, seperti yang diharapkan dari adanya oktet dengan pasangan yang tidak digunakan bersama dalam kulit valensi halogen.

Iodat ion-ion +4 dari Ce, Zr, Hf dan Th dapat diendapkan dari HNO3 6M untuk menyediakan cara pemisahan yang berguna.

Halat . disproporsionasi BrO3- menjadi BrO4- dab Br sangat tidak menguntungkan (K ~10-33). Perbromat dapat diperoleh hanya melalui oksidasi BrO3-, terutama oleh F2 dalam larutan basa

 BrO3- + 2H+ + 2e  = BrO4-  + 2F  + H2O

Mereka merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat.

BrO4-  + 2H+ +2e  = BrO3-  + H2O Eo = +1,76 V

Larutan HBrO4 sampai 6M stabil, akan tetapi terdekomposisi bila lebih pekat.

Periodat mirip dengan tellurat dalam stoikiometrinya. Kesetimbangan utama dalam larutan basa adalah

H5IO6  = H+ + H4IO6-                       K = 1x 10-3
H4IO6- = IO4- + 2H2O                      K = 29
H4IO6- = H+ + H3IO62-                      K = 2 x 10 -7

Dalam larutan akua pada suhu 25 oC ion yang utama ialah IO4- . Kesetimbangan yang bergantung kepada Ph berlangsung cepat . studi kinetik hidrasi IO4- menyarankan baik jalur satu atau dua tahap (Gambar 20-I), yang terakhir lebih memadai. Asam periodat dan garamnya digunakan dalam kimia organik sebagai pengoksidasi yang biasanya bereaksi dengan cepat.



d.    Senyawaan antar halogen

Halogen membentuk banyak senyawaan antara sesamanya dalam gabungan biner yang dapat netral maupun  ionik, misalnya yaitu BrCl, IF5, Br3+, I3-. Gabungan terner hanya terjadi dalam ion polihalida, misalnya IBrCl-.

Senyawaan antarhalogen yang netral adalah dari jenis XX dimana n adalah bilangan ganjil dan X’ selalu halogen yang lebih ringan bila n>1 . oleh karena n ganjil maka senyawaanya diamagnetik, elektron valensinya berada baik sebagai pasangan yang mengikat atau pasangan yang tidak digunakan bersama.

Brom trifluorida, cairan  merah (titik didih  126o) dibuat melalui interaksi langsung . dapat bereaksi dengan H2O dan bahan organik disertai ledakan. Mereka adalah zat pengfluorinasi yang kuat bagi senyawaan anorganik, dan bagi senyawaan organik bila diencerkan dengan N2.

          Ion triodida yang berwarna kuning pucat terbentuk dengan melarutkan I2  dalam larutan akua KI. Terdapat banyak garam I3-. Ion lain biasanya tidak stabil dalam larutan akua walapun mereka dapat diperoleh dalam CH3OH atau CH3CN, dan sebagai klor, ionnya hanya terbentuk dalam larutan pekat

Cl- (aq)  + Cl2                 Cl3-(aq)               K ≈ 0,2
Hantaran elektrik dari lelehan I2 dianggap bertalian dengan dengan pengionan diri
3I2              I3+ + I3-

Trifluorometil iodida mudah terbelah

CF3I  = CF3 + I                                                 ∆H = 115 Kj/mol

Reaksi radikal CF3I dengan logam dan nonlogam memberikan turunan CF3, misalnya

CF3I  +  P    Panas     (CF3)nPI3-n














BAB III
KESIMPULAN


3.1   Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Unsur unsur yang termasuk dalam golongan halogen adalah Fluor, Klor, Brom, Iodium,. dan Astatin.
2.      Brom ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Sedangkan Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811
3.      Titik leleh dan titik didih halogen meningkat seiring dengan kenaikan nomor atomnya
4.      Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan CCl4
5.      Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat diperoleh dari air laut melalui reaksi :
2Br- +Cl2         ph 3,5           2Cl- + Br2
6.      Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (guano).
7.      Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam suatu pelarut nonpolar seperti CS2 dan CCl4.
8.      Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar
9.      Natrium Bromida (NaBr) digunakan sebagai bahan obat penenang saraf, dan metil Bromide (CH3Br) digunakan sebagai zat pemadam kebakaran
10.Senyawaan brom dan ion antara lain yaitu  halida, oksida halogen, asam okso, dan senyawaan antar halogen.


3.2   Saran

Materi tentang Brom dan Iod ini sangat penting untuk dipelajari, Karena begitu pentingnya unsur Brom dan Iod  dalam kehidupan. sehingga dapat memanfaatkan Brom dan Iod sebaik mungkin dan tidak menyalah gunakannya.























DAFTAR PUSTAKA


Ahmad,Hiskia.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Cotton dan Wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar.Jakarta : UI-Press.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat -Jilid 1. Jakarta : Erlangga.



1 komentar: