Kategori

Rabu, 07 Mei 2014

Struktur Atom






KATA PENGANTAR


Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini memuat tugas mata kuliah kimia anorganik yang didalamnya terdapat materi tentang system periodik unsur
Makalah ini masih memiliki kekurangan karena keterbatasan literatur maupun kemampuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.


Bandar Lampung, 7 Oktober  2013




Penulis









DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................ 2
1.3   Tujuan..................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah perkembangan sistem periodik unsur.... 6
2.2 Sifat-sifat periodik unsur.................................... 6
2.3 Hubungan Kimia Unsur dengan Posisi unsur-unsur dalam SPU............................................................................ 8

BAB III.Simpulan  ........................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA












1 PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang mengandung sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga membantu kita dalam mempelajari unsur-unsur yang kini jumlahnya tak kurang dari 114 unsur.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur serta mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut.


1.2Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah perkembangan sisitem periodik unsur?
2.    Apa saja yang merupakan sifat-sifat dari sisitem periodik unsur?


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui sejarah perkembangan sistem periodik unsur
2.    Mengetahui sifat-sifat dari sistem periodik unsur




II. PEMBAHASAN

                               
2.1 Sejarah perkembangan sistem periodik unsur

Sistem periodik memperlihatkan pengelompokkan atau susunan unsur-unsur dengan tujuan mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat berbagai unsur yang berubah secara periodik. Usaha-usaha untuk mengelompokkan unsur-unsur telah dimulai sejak para ahli menemukan semakin banyaknya unsur di alam. Pengelompokkan unsur-unsur ini dimaksudkan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari. Beberapa ahli mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan.

a.   Triade Dobereiner (1817)
Bila tiga unsur yang sifatnya sama diurutkan berdasarkan kenaikan massa atom relatif, maka masa atom relatif unsur yang ditengah adalah setengah dari jumlah massa atom dari ke-2 unsur lainya.




Sebagai contoh triade Kalsium, Stronsium, dan Barium sebagai berikut:


Berdasarkan percobaan, Dobereiner mengetahui bahwa unsur Li, Na dan K memiliki sifat-sifat yang mirip. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa massa atom Na adalah setengah dari jumlah massa atom Li dan K. Hal ini juga dapat dilihat pada atom unsur-unsur Be, Mg, dan Ca. Pada kenyataannya, ternyata tidak semua unsur sesuai dengan hukum Triade Dobereiner. Kelemahan dari triade unsur oleh Dobereiner terbatas pada beberapa kelompok unsur saja.

b.   Hukum Oktaf Newland (1865)
John Newland menemukan suatu hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatif. Unsur-unsur di urutkan menurut kenaikan massa atom relatif, maka tiap urutan ke8 selalu terjadi pengulangan sifat yang sama. Gas mulia tidak termasuk dalam pengelompokan unsur ini karena gas mulia belum ditemukan pada saat ini. Newlands menyebut pengulangan ini sebahai Hukum Oktaf.
Kelemahan hukum oktaf adalah hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan dan tidak berlaku pada unsur-unsur ber-nomor massa relative yang besar. Contohnya: Zn memiliki sifat yang berbeda dengan Be, Mg dan Ca.

c.     Daftar Periodik Mendeleev (1871)
Ivanovich Mendeleev menyusun daftar unsur-unsur (65 unsur) kearah kanan(periode) menurut kenaikan massa atom relatif,bawah(golongan) menurut kemiripan sifat. Mendeleev mengungkapkan hukum periodik: sifat unsur-unsur adalah  fungsi periodik dari massa atom relatif,artinya jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya seperangkat sifat akan terulang secara berkala.
 














Tabel Mendeleev :
Dengan hubungan atom dan berkala yang sekarang di buktikan aa antara semua atom dan sifat-sifat unsurnya, nampaklah kemungkinan bukan hanya mencatat ketidakhadiran beberapa diantaranya, tetapi malah menentukan da dengan kepastian dan keyakinan besar, sifat-sifat dari unsure yang belum dikenal; adalah mungkin untuk meramalkan bobot atom, rapatan dalam keadaan bebas maupun oksidanya, keasaman dan kebasaan, bahkan mungkin juga memerikan sifat beberapa senyawa dari unsure-unsur yang tidak diketahui. Unsur-unsur di tata dalam 12 baris mendatar dan 8 di tata vertikal (golongan) serta dikosongkanya beberapa tempat untuk unsur-unsur yang belum di temukan, unsur-unsur dengan massa atom 44,68,72 dan 100.
·       Kelebihannya adalah mampu menuliskan rumus klorida, hidrida, oksida, dan menghubungkan rumus tersebut dengan nomer golongan
·       Meramalkan sifat-sifat unsur yang belum ditemukan
·       Kelemahannya adalah isotop unsur yang sama yang sama harus di tempatkan di golongan berbeda, sedangkan isobar 40Ar,40K,40Ca harus dimasukkan satu golongan.

d.   Sistem Periodik Modern (1915)

Henry Moseley melakukan percobaan dengan berbagai  logam sebelah anoda pada tabung sinar X. Henry menemukan ada perubahan yang teratur dari energi sinar X sesuai dengan perubahan nomer atom dan bukan massa atom relatif.
·       Hukum periodik berbunyi sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala dari nomer atom.
·       Daftar sistem periodik modern, disusun berdasarkan konfigurasi elektron atom unsur
·       Unsur-unsur dengan konfigurasi yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
·       Kolom unsur ke kanan diisi menurut kenaikan nomer atom.
·       Kolom unsur kearah bawah diisi menurut kemiripan konfigurasi elektron, khususnya kemiripn cara pengisian elektron pada jenis orbital yang tingkat energinya paling tinggi.
Penyusunan unsur dengan arah mendatar ke kanan disebut periode, sedangkan penyusunan unsur dengan arah ke bawah disebut golongan. Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Adapun tampilan fisik tabel Sistem Periodik Modern, adalah sebagai berikut periode dibedakan menjadi periode pendek dan periode panjang, sedangkan golongan dibedakan menjadi golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Periode pendek mencakup periode 1 (terdiri dari 2 unsur), periode 2 (terdiri dari 8 unsur) dan periode 3 (terdiri dari 8 unsur). Sedangkan periode panjang mencakup periode 4 sampai dengan periode 7.
a. Golongan
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom).
Pada sistem periodik unsur modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Berdasarkan aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan yaitu golongan A dan B. Jadi, golongan unsur dari kiri ke kanan ialah IA, IIA, 11113, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Umumnya, digunakan pembagian golongan menjadi A dan B.
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern mempunyai nama khusus yaitu sebagai berikut :
Golongan
Nama Khusus
Unsur-unsur
IA
1
Alkali
Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
IIA
2
Alkali Tanah
Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
IIIA
13
Boron
B, Al, Ga, In, dan Tl
IVA
14
Karbon
C, Si, Ge, Sn, dan Pb
VA
15
Nitrogen
N, P, As, Sb, dan Bi
VIA
16
Oksigen
O, S, Se, Te, dan Po
VIIA
17
Halogen
F, Cl, Br, I, dan At
VIIIA
18
Gas Mulia
He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn

b. Periode
Periode unsur pada sistem periodik unsur modem disusun dalam arah horisontal (baris) untuk menunjukkan kelompok unsur yang mempunyai jumlah kulit sama.
Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode sebagai berikut :
1) Periode 1 = periode sangat pendek berisi 2 unsur, yaitu H dan He
2) Periode 2 = periode pendek berisi 8 unsur
3) Periode 3 = periode pendek berisi 8 unsur
4) Periode 4 = periode panjang berisi 18 unsur
5) Periode 5 = periode panjang berisi 18 unsur
6) Periode 6 = periode sangat panjang berisi 32 unsur
7) Periode 7 = periode yang unsur-unsurnya belum lengkap berisi 30unsur
Pada periode 6 termasuk periode sangat panjang, yaitu berisi 32 unsur. Golongan IIIB periode 6 berisi 14 unsur dengan sifat mirip yang dinamakan golongan lantanida. Begitu juga golongan IIIB periode 7 berisi 14 unsur dengan sifat mirip dinamakan golongan aktinida.
Unsur golongan aktinida dan lantanida biasanya dituliskan terpisah di bawah. Golongan lantanida dan aktinida disebut golongan transisi dalam.

2.2 Sifat-sifat periodik unsur
A.  Jari-Jari Atom 
Jari-jari atom atau ukuran atom adalah jarak dari inti dengan elektron di kulit terluar. Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-atom berdekatan. Untuk unsur – unsur yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam molekul tertentu.


Kecenderungan periodik jelas terlihat.
Dalam mempelajari kecendrungannya, perlu diingat bahwa jari-jari atom ditentukan oleh bagaimana kuatnya elektron kulit bagian luar ditahan oleh inti. Makin besar muatan inti efektif, makin kuat elektron – elektron ini ditahan dan semakin kecil jari-jari atomnya.
Perhatikan unsur - unsur periode kedua dari Li sampai F. Dari kiri kanan, ditemukan bahwa jumlah elektron dalam kulit bagian dalam (1s2) adalah tetap, sedangkan muatan inti bertambah. Elektron – elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memerisai satu sama lainnya. Akibatnya, muatan inti efektif bertambahnya terus-menerus sedangkan bilangan kuantum utamanya tetap (n=2).


 Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran atom.
·       Dalam satu golongan, dari atas kebawah jumlah kulit bertambah, jarak antara inti dengan elektron dikulit terluarnya (jari-jari atomnya)semakin besar.
·        Dalam satu periode dari kiri kekanan jumlah kulit tetap muatan inti bertambah, daya tarik inti terhadap elektron dikulit terluar semakin besar, akibatnya jarak inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
·       Dalam deret transisi, tambahan elektron masuk ke kulit elektron bagian dalam, sedangkan jumlah elektron terluar adalah konstan dan mengalami gaya tarikan relatif sama

jari-jari atom tergantung dengan lingkungannya. Untuk atom yang terikat, dikenal dengan jari-jari kovalen, adapula jari-jari ion dan dalam hal logam dikenal dengan jari-jari logam. Untuk atom yang tidak terikat dikenal jari-jari Van der Walls. Jari-jari kovalen adalah setengah jarak antara dua pusat atom Na dalam molekul gas Na2 (g).Jari-jari ion didasarkan pada jarak antara pusat-pusat ion pada senyawa ion seperti NaCl. Sedangkan jari-jari logam adalah setengah dari jarak antar pusat atom dalam logam natrium padat.
Jari-Jari Ion
Jari-jari ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionik. Misalnya struktur berdimensi tiga dari suatu senyawa ionic bergantung pada ukuran relative kation dan anionnya. Jika atom membentuk anion, ukurannya ( atau jari-jarinya) bertambah, oleh karena muatan inti tetap sama tetapi tolak menolak yang dihasilkan dari elektron yang ditambahkan akan memperbesar daerah awan elektron. Tetapi jika elektron diambil dari suatu atom membentuk kation, maka terjadi pengurangan ukuran yang nyata (jari-jarinya berkurang).

     

Pada gambar tersebut, menunjukkan jari-jari ion yang dihasilkan dari unsur-unsur yang lebih dikenal, disusun  menurut kedudukannya dalam tabel periodik. Dapat dilihat di beberapa tempat terdapat kecendrungan sejajar antara jari-jari ion  dan jari-jari atom. Misalnya dari atas kebawah pada satu golongan pada tabel periodik, jari-jari atom dan jari-jari ion pun bertambah. Untuk ion-ion yang dihasilkan dari unsur-unsur dengan golongan yang berbeda, perbandingan dalam ukuran dalam ukuran akan berarti hanya jika ion-ionnya adalah isoelektron. Jika kita memelajari ion isoelektron, kita akan menemukan bahwa kation lebih kecil daripada anion. Misalnya Na+ dan F-. Kedua ion ini mempunyai jumlah elektron yang sama, tetapi Na (Z=11) mempunyai jumlah proton lebih banyak daripada F (Z=9). Muatan efektif Na+ yang lebih besar menghasilkan jari-jari yang lebih kecil.

Jari-jari atom lebih besar dari jari-jari ion  bersifat positif,  jari-jari atom lebih kecil dari jari-jari ion yang bersifat negatif. Jika atom bukan logam menerima satu atau lebih elektron untuk membentuk ion negatif (anion), terjadi peningkatan ukuran. Tambahan elektron pada sebuah atom menyebabkan peningkatan gaya tolak diantara elektron-elektron. Elektron-elektron lebih tersebar, sehingga ukuran atom bertambah besar.

B.   Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang harus diserap oleh atom gas agar elektron yang tarikanya paling kecil dapat dipisahkan secara sempurna. Atau energi minimum yang diperlukan atom untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom atau ion dalam wujud gas. Beberapa contoh perhitungan energi ionisasi :
Mg(g)       Mg+(g) + e-    I = 7,65 eV/atom
Mg+(g)     Mg2+(g) + e-  I = 15,04 eV/atom

Lambang I1 berarti energi ionisasi pertama, sedangkan lambang I2 berarti energi ionisasi kedua, dan seterusnya. Lepasnya elektron yang kedua lebih sulit dibandingkan dengan yang pertama. Karena setelah ionisasi, lebih sulit bagi elektron yang terionisasi menjauhi ion yang bermuatan +2 (Mg2+) dibandingkan dengan ion dengan muatan +1 (Mg+).
Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar makin kecil. Energi ionisasi kecil berarti mudah melepaskan elektron, energi ionisasi besar berarti sukar melepaskan elektron.
Mudah lepasnya elektron dari suatu atom tergantung pada beberapa faktor. Mudah di duga bahwa semakin jauh elektron dari inti, semakin kecil gaya tarikan ke inti dan semakin mudah pula ia dilepaskan. Pada atom yang besar, daerah yang mempunyai kemungkinan terbesar ditemukanya elektron di kulit terluar, terletak lebih jauh dari intinya, dibandingkan pada atom-atom yang lebih kecil, sehingga energi ionisasinya menurun dengan semakin meningkatnya ukuran atom.
Hubungan ini lebih jelas di gambarkan pada grafik di bawah ini :
Dimana energi ionisasi digambarkan sebagai fungsi nomor atom. Titik minimum terjadi pada logam alkali, dan titik-titik maksismum energi ionisasi terjadi pada gas-gas mulia. Konfigurasi elektron gas mulia sangat mantap sehingga hanya dapat digangu dengan menggunakan energi yang sangat besar. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
C.   Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.

X(g) + e-                   X- (g)

Sebelumnya telah dijelaskan, energi ionisasi positif berarati bahwa energi harus diberikan untuk melepas satu elektron. Namun disisi lain afinitas elektron positif berarti bahwa energi dilepaskan ketika satu elektron ditambahkan kesuatu atom. Untuk memperjelas pertentangan ini diberikan contoh proses di mana atom flourinmenerima satu elektron dalam keadaan gas. :

F(g) + e-                   F- (g)               ΔH = -328 kJ

Tanda ΔH menandakan bahwa reaksi di atas merupakan proses eksotermik, tetapi afinitas elektron flourin diberi nilai +328 kJ/mol. Jadi afinitas elektron sebagai energi yang harus diberikan untuk melepaskan elektron dari ion negatif. untuk pelepasan elektron dari ion flourida kita dapat menulis :

F- (g)                      F(g) + e-                       ΔH = + 328 kJ

Afinitas elektron dapat berharga positif dan negatif. Afinitas elektron berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses tersebut bersifat stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu elektron, energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk bersifat tidak stabil. Semakin negatif harga afinitas elektron suatu atom unsur maka ion yang terbentuk semakin stabil. Berikut ini grafik hubungan antara nomor atom dan afinitas elektron :


Nomor massa

Gambar di atas menunjukkan bahwa atom unsur golongan 2A dan 8A mempunyai afinitas elektron yang berharga positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur golongan 2A dan 8A sulit menerima elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen karena unsur golongan ini paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif berarti jari-jari atom semakin kecil,tarikan inti terhadap elektron dikulit terluar semakin besar,sehingga elektron bertambah mudah masuk ke dalam atom sehingga afinitas elektronnya semakin besar. Dan dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif berarti atom semakin sukar untuk mengambil elektron sehinnga afinitas elektronnya semakin kecil.


D.  Keelekronegatifan

Keelektronegatifan adalah ukuran empiris mengenai kecenderungan atom dalam molekul untuk menarik elektron  (Cotton,1976).

Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Unsur-unsur yang  segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya tarik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar. Hal ini karena muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0. Fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen.

Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994) pada tahun 1932. Nilai keelektronegatifan tidak diterapkan secara langsung akan tetapi melalui pemikiran (perhitungan), dan cara memperkirakannya ada bermacam-macam, namun yang sering digunakan yaitu skala pauling 

Terlihat dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.

Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerima elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
Selain itu nilai keelektronegatifan juga berguna untuk menentukan kecenderungan pasangan elektron dalam ikatan, jika perbedaannya besar, pasangan tersebut cenderung ke atom yang keelektronegatifannya lebih besar, sehingga unsur bersifat polar. Akan tetapi jika perbedaan keelektronegatifannya kecil sekali, maka pasangan elektron berada ditengah dan nonpolar.
























III.  SIMPULAN


Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Sistem periodik unsur menurut Triade Dobereiner yaitu bila tiga unsur yang sifatnya sama diurutkan berdasarkan kenaikan massa atom relatif, maka masa atom relatif unsur yang ditengah adalah setengah dari jumlah massa atom dari ke-2 unsur lainya.
2.    Sistem periodik unsur menurut hukum Oktaf Newland yaitu unsur-unsur di urutkan menurut kenaikan massa atom relatif, maka tiap urutan ke8 selalu terjadi pengulangan sifat yang sama.
3.    Sistem periodik unsur menurut Mendeleev yaitu jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya seperangkat sifat akan terulang secara berkala.
4.   Sistem periodik modern yaitu :
·       Hukum periodik berbunyi sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala dari nomer atom.
·       Daftar sistem periodik modern, disusun berdasarkan konfigurasi elektron atom unsur
·       Unsur-unsur dengan konfigurasi yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
·       Kolom unsur ke kanan diisi menurut kenaikan nomer atom.
·       Kolom unsur kearah bawah diisi menurut kemiripan konfigurasi elektron, khususnya kemiripn cara pengisian elektron pada jenis orbital yang tingkat energinya paling tinggi.
5.    Ada beberapa macam sifat-sifat periodik unsur antara lain : jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionosasi, afinitas elektron, kereaktifan, dan keelektronegatifan.
6.   Dalam satu golongan, dari atas kebawah jari-jari atom semakin besar sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil.
7.    Energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
8.    Afinitas elektron dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin besar, sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektronnya semakin kecil.
9.   Keelektronegatifan dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin besar, sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifannya semakin kecil.


















DAFTAR PUSTAKA


Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Selbin Joel and Clyde. 1987. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar