BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Sejalan dengan
kemajuan industri dan teknologi, kebutuhan manusia akan sarana yang memadai makin
bertambah. Salah satu sarana itu ialah bahan
kimia, baik berupa unsur, senyawa ataupun campuran. Kita telah mengetahui
bahwa terdapat 92 jenis unsur di alam. Kebanyakan dari unsur-unsur tersebut
terdapat sebagai persenyawaan. Hanya unsur-unsur yang kurang reaktif saja yang
belum ditemukan dalam keadaan bebas. Tetapi berkat kemajuan iptek, kita telah
dapat membebaskan unsur-unsur dari persenyawaan.
Disamping bermanfaat, beberapa unsure atau senyawa juga dapat bersifat racun
bagi kesehatan atau lingkungan. Salah satu unsure tersebut adalah halogen.
Halogen adalah
kelompok unsur kimia yang berada pada golonganVII A pada tabel periodik.
Halogen terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom(Br), iod (I), astatin (At),
namun dalam makalah ini hanya akan dibahas unsur brom dan Iod secara mendetail .
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan
logam. Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif.
Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam
bentuk garamnya. Untuk mengetahui kelimpahan, sifat-sifat dan cara pengolahan dari unsur brom dan iod, maka akan dibahas secara
lengkap dalam makalah ini.
1.2 Rumusan
Makalah
Adapun rumusan dari makalah ini yaitu sebagai berikut
:
1. Bagaimana Sejarah dari Brom dan Iod ?
2. Bagaimana Keberadaan Brom dan Iod di
Alam?
3. Apa saja Sifat-sifat dari Brom dan Iod?
4. Bagaimana Isolasi dari Brom dan Iod ?
5. Bagaimana Senyawaan Brom dan Iod?
6.
Apa saja Kegunaan dari Brom dan Iod ?
1.3 Tujuan Makalah
Adapaun tujuan dari
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk
Mengetahui Sejarah dari Brom dan Iod ?
2.
Untuk
Mengetahui Keberadaan Brom dan Iod di Alam?
3.
Untuk
Mengetahui Apa Saja Sifat-sifat dari
Brom dan Iod?
4.
Untuk
Mengetahui Isolasi dari Brom dan Iod ?
5.
Untuk
Mengetahui Senyawaan Brom dan Iod?
6. Untuk Mengetahui Apa saja
Kegunaan dari Brom dan Iod ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Brom (Br)
Brom adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Br dan nomor atom 35. Brom merupakan anggota golongan VIIA
atau disebut juga golongan halogen. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam
2.1.1 Sejarah
dan Keberadaan Brom di Alam
Brom ditemukan oleh Balard pada
tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature
kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek
iritasi pada mata dan kerongkongan.Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifa tkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi
lebih reaktif dari iodium.
Brom
terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Terdapat dalam senyawa logam
bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air
mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 - 5000 ppm.
Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.
2.1.2 Sifat- Sifat Brom
Beberapa sifat fisik yang dimiliki oleh
brom yaitu sebagai berikut :
·
Titik
leleh (0C) : -7,2
·
Titik
didih (0C) : 58,8
·
Jari-jari
X- (Å) :
1,87
·
Jari-jari
kovalen (Å) : 1, 14
·
Rapatan
(g/cm3) : 3,12
·
Energi
pengionan pertama (kJ/mol) : 1140
·
Keelektronegatifan
(skala pauling) : 2,8
·
Afinitas
elektron (kJ/mol) : -3,25
Brom adalah cairan kental, mudah
bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang dalam air, dan
dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan CCl4.
Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, cairan berwarna coklat kemerahan,
mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah dengan bau yang sangat tajam.,
menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan tenggorokan. Brom
mudah bercampur dengan pelarut non polar
seperti CS2 dan CCl4. Atau brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk larutan berwarna
merah, tidak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan
banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan
menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang
serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.
2.1.3 Isolasi
Brom
Br2 dibuat dengan :
HBr + H2SO4 → Br2 + SO2
+ H2O.
Brom terdapat sebagai bromida, dalam
jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat diperoleh dari
air laut melalui reaksi :

Gas Br2
dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2.
Secarakomersial, pembuatan gas Br2 yaitu air laut dipanaskan
kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.Uap air panas dan
gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hinggaterbentuk lapisan
yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki,sedangkan air di atasnya.Selanjutnya bromin dimurnikan melalui
distilasi.
2.1.4 Kegunaan
Brom
a. Etilena
dibromida, C2H4Br2, digunakan sebagai zat
aditif pada bensin bertimbal. Zat ini menyebabkan timbale membentuk senyawa
volatileyang lolos bersama gas-gas buang ke udara dan menimbulkan pencemaran.
b. AgBr digunakan
untuk melapisi film dan kertas potret karena pekaterhadap cahaya.
c.
Natrium Bromida (NaBr) digunakan sebagai bahan obat
penenang saraf.
d. Metil Bromide
(CH3Br) digunakan sebagai zat pemadam kebakaran
2.2 Iod (I)
Iod adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang I dan
nomor atom 53. Iodin jua merupakan salah satu anggota golongan VIIA atau
disebut juga golongan halogen dan terletak pada periode 5. Halogen
menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam
2.2.1 Sejarah
Iodin
Iodium ditemukan oleh Courtois pada
tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature
biasa membentuk gas berwarna
ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll.
Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2
tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanyasatu yang
stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai
kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam
jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah
tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine
dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3
dengan reaksi sebagai berikut :
2IO3- + 5HSO3- → I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O
2.2.2 Keberadaan Iod di Alam
Iod terdapat sebagai ioda dalam air
laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (guano). Berbagai bentuk kehidupan
laut mengkonsentrasi iod. Produksi I2 menyangkut baik mengoksidasi I-
ataupun mereduksi iodat menjadi I- diikuti oleh oksidasi. MnO2
dalam larutan asam biasanya digunakan sebagai pengoksidasi.
2.2.3 Sifat- Sifat Iod
Beberapa sifat fisik yang dimiliki oleh
iodin yaitu sebagai berikut :
·
Titik
leleh (0C) : 113,5
·
Titik
didih (0C) : 184,3
·
Jari-jari
X- (Å) : 2,12
·
Jari-jari
kovalen (Å) : 1,33
·
Rapatan
(g/cm3) : 4,93
·
Energi
pengionan pertama (kJ/mol) : 1008
·
Keelektronegatifan
(skala pauling) : 2,5
·
Afinitas
elektron (kJ/mol) : -2,95
Iod adalah padatan hitam dengan sedikit
kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera
melarut dalam suatu pelarut nonpolar seperti CS2 dan CCl4. Larutan
semacam ini berwarna merah lembayung, seperti dalam uapnya. Dalam
pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak jenuh, dan SO2 cair,
terbentuk larutan coklat atau coklat kemerahjambuan. Warna-warna tersebut
menunjukkan pembentukan kompleks lemah I2 . . . S, yang dikenal
sebagai kompleks penyerahan muatan.
Energi ikatan adalah hasil dari penyerahan sebagian dari muatan dalam arti I2
dan juga Br2, Cl2, dan ICI yang kadang-kadang dapat
diisolasi sebagai padatan kristal pada suhu rendah.
Iod membentuk kompleks biru dengan
pasti, di mana atom iod terarah dalam saluran-saluran ada polisakarida amilose.
2.2.4 Isolasi Iod
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui
oksidasi ion iodida denganoksidatorgas Cl2. Iodin juga dapat
diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotordalam garam (Chili, NaNO3)
melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3.Endapan I2 yang
didapat, disaring dan dimurnikan.

2.2.5 Kegunaan Iod
Senyawa iod sangat penting dalam kimia
organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang
mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam
alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam
fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur
bebas iod.
Manfaat dan kegunaan unsur halogen Iodin. Iodin adalah
salah satu unsur halogen yang memiliki sifat reaktif yang paling rendah. Iodin
banyak sekali manfaat dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari dimana Iodin
merupakan salah satu jenis mineral penting yang diperlukan oleh tubuh untuk
tumbuh dan berkembang. Bagi ara pelajar, mereka pasti telah megenal
bentuk iodin dalam praktek-praktek di laboratorium dimana iodin sering
digunakan sebagai bahan-bahan reaksi di laboratorium kimia.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dan kegunaan Iodin.
1. Iodin dalam obat merah di gunakan sebagai antiseptic
2. Iodin dalam
laboratorium digunakan untuk menguji dan mengidentifikasi amilum
3. Iodin dalam bentuk Kalium Iodat( KIO3
)ditambahkan pada garam dapur untuk mencegah penyakit gondok
4. Iodin dalam bentuk Iodoform( CHI3 ) merupakan zat organic yang dapat
digunakan sebagai antiseptik
5. Iodin dalam bentuk Perak Iodida( AgI ) dapat digunakan
dalam pembuatan film fotografi.
2.3
Senyawaan Br dan I
a.
Halida
Pembuatan
halida anhidrat. Antara
lain :
1.
Interaksi
langsung unsur-unsur dengan halogen. Dimana biasanya untuk kebanyakan unsur
halogen digunakan HF, HCl dan HBr serta bisa juga digunakan untuk logam-logam.
Fluorinasi langsung biasanya menghasilkan fluorida dalam keadaan oksidasi yang
tinggi. kebanyakan dari logam serta nonlogam bereaksi sangat kuat dengan F2,
dengan nonlogam seperti P4 , reaksinya dapat meledak. Bagi
pembentukan cepat dalam reaksi kering dari klorida, bromida, dan iodida
biasanya diperlukan suhu yang cukup tinggi. bagi suatu logam reaksi dengan Cl2
dan Br2 , dapat lebih cepat berlangsung jika sebagi medium reaksi
digunakan tetrahidrofuran atau beberapa eter lain. Kemudian halida diperoleh
sebagai zat tersolvasi.
2.
Dehidrasi
dari halida terhidrat. Pelarutan logam, oksida atau karbonat dalam
suatu larutan asam halogen yang diikuti oleh penguapan atau pengkristalan
memberikan halida terhidrat. Dehidrasi klorida dapat dilaksanakan oleh thionil
klorida, dan pada umumnya halida dapat dikelola dengan 2,2-dimetoksipropana


3.
Perlakukan
oksida dengan senyawaan halogen lain. Senyawaan seperti ClF3, BrF3,
CCl4, CCl3CClCCl2, NH4Cl , SOCl2,
dan SO2Cl2 pada suhu yang menaik digunakan dalam reaksi
seperti :

4.
Pertukaran
halogen. Halida bereaksi baik dengan halogen unsur, asamnya atau halida yang
larut, atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen ditukar
oleh yang lain. Cl dapat diubah menjadi bromida ataupun iodida oleh KBr atau KI
dalam aseton, dimana KCl kurang larut.
Halida molekuler. Kebanyakan unsur elektronegatif , dan logam dalam
tingkat oksidasi tinggi membentuk halida molekuler. Zat tersebut adalah gas
cairan atau padatan mudah menguap dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat
oleh gaya Van der Waals. Halida molekuler kadang-kadang disebut juga sebagai
halida kovalen.
Pembentukan
jembatan antara dua atom atau yang kurang sering, tiga atom lain merupakan
masalah struktur yang penting. Antara dua atom logam, keadaan yang paling umum
menyangkut dua tom halogen. Namun contoh-contoh dengan satu itu dan tiga atom
jembatan dikenal. Jembatan yang digunakan seperti itu diperikan sebagai melibatkan ikatan kovalen
kepada satu atom logam, dan donasi pasangan elektron kepada yang lain seperti pada 20-I, data struktural memperlihatkan bahwa kedua
ikatan kepada setiap atom halogen-jembatan adalah setara seperti dalam 20-II.
Teori orbital molekul menyediakan perumusan sederhana dan lentur dimana gugus M
– X – M diperlukan sebagai gugus 3-pusat, 4-elektron

Dengan
Cl- dan Br- jembatan melengkung secara khusus, sedangkan
jembatan fluorida bisa melengkung ataupun linier. Jadi dalam BeF2
terdapat rantai tak terhingga, ---BeF2BeF2---, dengan
jembatan lengkung mirip dengan BeCl2. Sementara pentaklorida
membentuk dimer dengan jembatan M – Cl – M lengkung (20-II), pentaklorida
membentuk tetramer siklik dengan jembatan M – F – M linier (20-III). Fluorida
mungkin mengambil struktur tetramer siklik dengan jembatan linier, sebagian karena
jari-jari F yang lebih kecil daripada Cl, dapat menimbulkan tolakan berlebih
dari logam-logam dalam jembatan lengkung.
b.
Oksida
halogen
Iod pentoksida dibuat dengan memanaskan asam iodat,
dimana ia merupakan anhidratnya


Iod
pentoksida merupakan zat pengoksidasi, salah satu penggunaanya pada penentuan
CO, dimana iod yang dibebaskan ditentukan melalui iodometri
5CO
+ I2O5 = I2
+5CO2
I2O5
mempunyai struktur jaringan dimensi 3 dengan satuan O2IOIO2
dirangkaikan oleh interaksi intermolekul I---O
c.
Asam
okso
Larutan
asam dan beberapa anionnya bisa diperoleh melalui interaksi halogen bebas
dengan air atau larutan basa.
Reaksi halogen dengan H2O
dan OH-.
Potensial dan tetapan kesetimbangan yang diperlukan untuk memahami
sistem-sistem, yaitu sebagai berikut :
Potensial
standar (dalam volt) bagi reaksi halogen (Br dan I)
NO
|
Reaksi
|
Br
|
I
|
1.
|
H+ + HOX + e =
![]() |
1,59
|
1,45
|
2
|
3H+ + HOX2 + 3e
=
![]() |
-
|
-
|
3
|
6H+ + XO3-
+ 5e =
![]() |
1,52
|
1,20
|
4
|
8H+ + XO4-
+ 7e =
![]() |
1,59
|
1,34
|
5
|
![]() |
1,07
|
0,54a
|
6
|
XO- + H2O + 2e = X- +
2OH-
|
0,76
|
0,49
|
7
|
XO2- + 2H2O
+ 4e = X- + 4 OH-
|
-
|
-
|
8
|
XO3- + 3H2O
+ 6e = X- + 6 OH-
|
0,61
|
0,26
|
9
|
XO4- + 4H2O
+ 8e = X- + 8 OH-
|
0,69
|
0,39
|
Keterangan :
a’ menyatakan bahwa I- dapat
dioksidasi oleh oksigen dalam larutan akua
semua halogen dapat larut dalam dalam
air sampai jangkauan tertentu. Namun dalam larutan semacam itu terdapat spesies
selain molekul halogen tersolvasi, karena reaksi disproporsionasi terjadi
secara cepat:
X2 (g, l, s) = X2
(aq) K1
X2 (aq) = H+
+ X- + HOX K2
Nilai K1 adalah : bagi Br2 0,21 dan I2 0,0013. K2 yang dihitung dari
potensial dalam tabel diatas adalah 7,2 x 10-9 bagi Br2 dan 2,0 x 10-13 bagi
I2. Selain itu dapat pula ditaksir dari

dan
O2 + 4 H+ +
4e = 2H2O Eo = 1,23 V
Bahwa potensial bagi reaksi
2H+ + 2X- +
O2 = X2 + H2O

Adalah 0,16 V bagi brom dan 0,69 V bagi
iod.
Jadi bagi larutan jenuh halogen dalam
air pada 25 oC diperoleh hasil konsentrasi kesetimbangan yaitu;
kelarutan total 0,21 mol pada Br2 dan 0,0013 mol bagi I2.
Lalu konsentrasi X2(aq) . mol I-1 yaitu 0,21 bagi Br2
dan 0,0013 bagi I2. Dan [H+] = [X-]=[HOX] yaitu 1,15 x 10-3 bagi
Br2 dan 6,4 x 10-6 bagi
I2
Asam
hipohalit.
Senyawaan XOH lainnya juga tidak stabil.
Yaitu hanya dikenal dalam larutan dari interaksi halogen dan air raksa
(II) oksida

Asam hipohalit adalah asam sangat lemah
tetapi zat pengoksidasi, apalagi dalam larutan asam.
Pada dasarnya ion hipohalit dapat
dihasilkan dengan melarutkan halogen dalam basa menurut persamaan reaksi umum :

Dan bagi reaksi-reaksi yang cepat
tersebut, tetapan kesetimbangan semuanya menguntungkan : 2 x 108 bagi Br2 dan 30 bagi I2
Ion hipohalit cenderung untuk
berdisproporsionasi dalam larutan basa menghasilkan ion halat :
3XO- = 2 X- + XO3-
Bagi reaksi tersebut tetapan
kesetimbangan sangat menguntungkan : 1015
bagi Br2 dan 1020 bagi IO-. Produk sebenarnya
yang diperoleh pada pelarutan halogen dalam bas bergantung kepada laju
pembuatan ion hipohalit mula-mula yang mengalami disproporsionasi. Laju ini
beragam dengan suhu.
Disproporsionasi BrO- cukup cepat, bahkan pada suhu kamar.
Larutan BrO- hanya dapat dibuat dan/atau dijaga
sekitar 0 oC. Pada suhu sebesar 50 sampai 80 oC diperoleh
hasil BrO- secara kuantitatif :

Laju diproporsionasi IO –
begitu cepat sehingga tidak dikenal
dalam larutan. Reaksi I2 dengan basa karenanya memberikan IO3-
secara kuantitif menurut persamaan yang analog dengan yang pada Br2
Asam
Halat. Asam
iodat adalah HIO3 merupakan padatan putih stabil yang diperoleh
dengan mengoksidasi I2 dengan HNO3 pekat, H2O2,
O3 dan sebagainya. Asam bromat diperoleh dalam larutan melalui
perlakuan barium halat dengan H2SO4.
Asam halat adalah asam yang kuat dan
merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Ionnya XO3- adalah
piramidal, seperti yang diharapkan dari adanya oktet dengan pasangan yang tidak
digunakan bersama dalam kulit valensi halogen.
Iodat ion-ion +4 dari Ce, Zr, Hf dan Th
dapat diendapkan dari HNO3 6M untuk menyediakan cara pemisahan yang
berguna.
Halat
. disproporsionasi BrO3-
menjadi BrO4- dab Br – sangat tidak
menguntungkan (K ~10-33). Perbromat
dapat diperoleh hanya melalui oksidasi BrO3-, terutama
oleh F2 dalam larutan basa
BrO3- + 2H+ + 2e = BrO4- + 2F +
H2O
Mereka merupakan zat pengoksidasi yang
sangat kuat.
BrO4-
+ 2H+ +2e = BrO3- + H2O Eo = +1,76 V
Larutan HBrO4 sampai 6M
stabil, akan tetapi terdekomposisi bila lebih pekat.
Periodat
mirip dengan tellurat dalam
stoikiometrinya. Kesetimbangan utama dalam larutan basa adalah
H5IO6 = H+ + H4IO6- K
= 1x 10-3
H4IO6-
= IO4- + 2H2O K
= 29
H4IO6-
= H+ + H3IO62- K
= 2 x 10 -7
Dalam larutan akua pada suhu 25 oC
ion yang utama ialah IO4- . Kesetimbangan yang bergantung
kepada Ph berlangsung cepat . studi kinetik hidrasi IO4- menyarankan
baik jalur satu atau dua tahap (Gambar 20-I), yang terakhir lebih memadai. Asam
periodat dan garamnya digunakan dalam kimia organik sebagai pengoksidasi yang
biasanya bereaksi dengan cepat.

d.
Senyawaan
antar halogen
Halogen
membentuk banyak senyawaan antara sesamanya dalam gabungan biner yang dapat
netral maupun ionik, misalnya yaitu
BrCl, IF5, Br3+, I3-.
Gabungan terner hanya terjadi dalam ion polihalida, misalnya IBrCl-.
Senyawaan
antarhalogen yang netral adalah dari jenis XX dimana n adalah bilangan ganjil
dan X’ selalu halogen yang lebih ringan bila n>1 . oleh karena n ganjil maka
senyawaanya diamagnetik, elektron valensinya berada baik sebagai pasangan yang
mengikat atau pasangan yang tidak digunakan bersama.
Brom trifluorida, cairan
merah (titik didih 126o)
dibuat melalui interaksi langsung . dapat bereaksi dengan H2O dan
bahan organik disertai ledakan. Mereka adalah zat pengfluorinasi yang kuat bagi
senyawaan anorganik, dan bagi senyawaan organik bila diencerkan dengan N2.
Ion triodida yang berwarna kuning pucat terbentuk dengan melarutkan I2
dalam larutan akua KI. Terdapat banyak
garam I3-. Ion lain biasanya tidak stabil dalam larutan
akua walapun mereka dapat diperoleh dalam CH3OH atau CH3CN,
dan sebagai klor, ionnya hanya terbentuk dalam larutan pekat


Hantaran elektrik dari lelehan I2
dianggap bertalian dengan dengan pengionan diri


Trifluorometil
iodida mudah
terbelah
CF3I = CF•3 + I• ∆H
= 115 Kj/mol
Reaksi radikal CF3I dengan logam dan
nonlogam memberikan turunan CF3, misalnya

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Unsur
unsur yang termasuk dalam golongan halogen adalah Fluor, Klor, Brom, Iodium,. dan
Astatin.
2.
Brom ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Sedangkan Iodium ditemukan oleh Courtois pada
tahun 1811
3.
Titik leleh dan titik didih halogen
meningkat seiring dengan kenaikan nomor atomnya
4.
Brom
adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia
melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti
CS2 dan CCl4
5.
Brom
terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida.
Brom juga dapat diperoleh dari air laut melalui reaksi :

6.
Iod
terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili
(guano).
7.
Iod
adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia
menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam suatu pelarut nonpolar seperti
CS2 dan CCl4.
8.
Senyawa
iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia
pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat,
dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar
9. Natrium Bromida
(NaBr) digunakan sebagai bahan obat penenang saraf, dan metil Bromide (CH3Br)
digunakan sebagai zat pemadam kebakaran
10.Senyawaan brom
dan ion antara lain yaitu halida, oksida
halogen, asam okso, dan senyawaan antar halogen.
3.2
Saran
Materi tentang Brom dan Iod ini sangat penting untuk
dipelajari, Karena begitu pentingnya unsur Brom dan Iod dalam kehidupan. sehingga dapat memanfaatkan
Brom dan Iod sebaik mungkin dan tidak menyalah gunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Hiskia.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Cotton
dan Wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar.Jakarta
: UI-Press.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Edisi Keempat -Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
terimakasih ini sangat membantu
BalasHapus